Lubuk Sikaping, Padangkita.com - Konflik Harimau Sumatra dan manusia kembali terjadi di Kabupaten Pasaman.
Kali ini masyarakat di Nagari Binjai melaporkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat (Sumbar) bahwa ada ternak warga yang diserang Harimau Sumatra.
Hal tersebut diungkapkan Kepala BKSDA Sumbar Ardi Andono yang mengatakan laporan tersebut masuk pada tanggal 22 Juni lalu.
"Menanggapi laporan tersebut, tim Wildlife Rescue Unit (WRU) BKSDA Sumbar segera mendatangi lokasi konflik. Setelah tiba di lokasi, tim langsung melakukan verifikasi dan memastikan keberadaan konflik antara Harimau Sumatera." ujarnya lewat keterangan tertulis, Senin (3/7/2023).
Lebih lanjut ia mengatakan, dalam kejadian tersebut, terdapat laporan bahwa dua ekor sapi milik warga Jorong Binjai menjadi korban cakaran Harimau Sumatra.
"Tim BKSDA Sumbar kemudian berkoordinasi dengan Polsek Tigo Nagari dan melakukan identifikasi terhadap ternak yang menjadi korban. Selain itu, Balai KSDA Sumbar juga memasang kamera trap untuk mendapatkan data mengenai usia, jenis kelamin, dan jumlah Harimau Sumatra." sambungnya.
Selama penanganan konflik ini, tim BKSDA Sumbar memberikan edukasi dan imbauan kepada masyarakat setempat mengenai pentingnya menjaga keberadaan Harimau Sumatra termasuk dari pemburu dan upaya untuk mencegah konflik yang serupa di masa yang akan datang.
"Saat ini kita juga sedang membangun informasi center untuk harimau sumatera di TWA Rimbo panti," pungkasnya.
Sebelumnya konflik Harimau Sumatra dan manusia juga terjadi di dua lokasi di Kabupaten Pasaman yakni Jorong Koto Panjang, Rao Selatan dan Salibawan Kecamatan Lubuk Sikaping.
Baca Juga : Warga Pasaman Resah dengan Kemunculan Harimau Sumatra, Ini Tindakan BKSDA Sumbar
Konflik pertama terjadi di akhir bulan Mei dan yang kedua di awal Juni, dimana saat itu Call center BKSDA Sumbar mendapatkan laporan kemunculan Harimau Sumatra. [hdp]