Berita Pesisir Selatan hari ini dan berita Sumbar hari ini: Petani Batang Kapas, Pesisir Selatan mulai bertanam lado atau cabai.
Painan, Padangkita.com - Petani Nagari Taluak Tigo Sakato (TTS), Kecamatan Batang Kapas, Pesisir Selatan (Pessel) sempat khawatir sebelum akhirnya memutuskan untuk bertanam lado atau cabai.
Yulkisman, salah seorang petani di nagari TTS mengatakan, bertanam cabe memiliki modal atau biaya yang cukup tinggi. Selain itu, cabai juga rentan terserang penyakit.
"Semua itu menjadi dasar kekhawatiran kami dalam bertanam cabai. Makanya kami tidak semangat. Lebih-lebih, saat panen harganya menjadi anjlok. Tambah rugi lah kami," jelas Yulkisman saat diwawancarai Padangkita.com, Selasa (20/4/2021) di lahan cabai miliknya. Lahan cabe itu diperkirakan sekitar seperempat hektare.
Setelah mendapat dukungan dan dorongan dari pemerintah nagari dan penyuluh pertanian, akhirnya sejumlah petani bersepakat memantapkan hati untuk mencoba bertanam cabai.
Lahan pertanian yang berada di belakang rumah warga dan biasa diolah untuk bertanam padi, sekarang sudah diisi dengan ribuan batang cabai.
"Setelah dihitung, seribu batang cabai modal yang dikeluarkan sebesar Rp1 juta. Saya sendiri, mencoba menanamnya 3 ribu batang. Dan sekarang sudah mulai panen setelah melewati masa tanam tiga bulan lalu," ulasnya.
Yulkisman mengatakan, saat ini dia sudah mulai panen cabai dua kali dalam seminggu. Rasa syukur pun tak lupa diucapkan, karena di tengah situasi ekonomi yang belum stabil, hasil panen cabe mampu memenuhi kebutuhan keluarga.
Harga cabai yang dijual petani Rp30 ribu per kilogram. Rata-rata petani bisa memanen 100 kilogram hingga 300 kilogram dalam kurun waktu seminggu dari setiap lahan yang mereka tanami cabai.
Jika dikalkulasikan, dalam seminggu itu, masyarakat bisa mendapatkan uang sekitar Rp3 juta hingga Rp9 juta, jika memang harga jual cabai di angka Rp30 ribu per kilogram.