Sementara, Wali Nagari Taluak Tigo Sakato, Nofriandi mengaku, saat ini, sejumlah masyarakat mulai berlomba-lomba bertanam cabai. Sebagian warga ada yang sudah bisa memetik hasil kerja keras mereka. Namun sebagian lagi, sedang berupaya mengolah lahan persawahan untuk memulai bertanam cabai.
"Ini adalah motivasi bagi masyarakat kami. Setiap usaha yang dilakukan dengan sungguh-sunguh akan membuahkan hasil yang tidak sia-sia. Alhamdulillah, kami juga ikut bahagia karena masyarakat petani cabai sudah merasakan keuntungan dengan hasil panen cabe," ulasnya.
Kata Nofriandi, luas lahan persawahan yang tengah dimanfaatkan warga bertanam cabai saat ini di Nagari Taluak Tigo Sakato, sekitar lima hektare. Sebagian dari mereka, bertanam secara berkelompok dan ketika panen akan membagi hasil sama rata.
Namun, sebagian petani lainnya, ada yang hanya bersifat mandiri dengan mengolah dan mengeluarkan biaya sendiri untuk bertanam cabai.
Untuk mengolah lahan pertanian, kini warga tidak begitu kesulitan lagi seperti masa-masa sebelumnya. Sebab, sekarang sudah ada alat mesin pertanian (Alsintan) bantuan dari pemerintah daerah yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan bertani. Manfaatnya, bisa mengurangi biaya pengeluaran dan tenaga petani.
Baca juga: Tingkatkan Produksi Pertanian, Pemkab Pessel Gulirkan Sejumlah Program
"Kini, warga merasa bersyukur, tanaman cabai mereka tumbuh subur dan berbuah lebat. Dibanding masa tanam padi sebelumnya, cabai dinilai lebih menguntungkan saat ini. Dan mudah-mudahan harga cabai tetap stabil dan memihak kepada masyarakat petani, terlebih jelang Lebaran banyak kebutuhan yang harus dipenuhi," tuturnya. [nik/pkt]