Padangkita.com - Pandemi Covid-19 di Indonesia mengubah perilaku masyarakat Indonesia di dunia maya. Berdasarkan kajian yang dilakukan Lifepal (mitra Padangkita.com), mencatat penurunan kunjungan yang drastis ke situs-situs penyedia jasa perjalanan menyusul merebaknya Virus Corona di tanah air dan menurunnya jumlah masyarakat yang bepergian dan berwisata.
Namun, di sisi lain, kita disajikan ironi, di mana kunjungan ke situs pencarian lowongan kerja justru menurun, di tengah tingginya arus pemutusan hubungan kerja (PHK).
Berdasarkan hasil riset data trafik terhadap sejumlah situs penyedia jasa dengan kategori industri travel, belanja online, kesehatan, media pemberitaan, dan lowongan pekerjaan, terdapat hasil yang bervariasi antara satu kategori industri dengan kategori industri lainnya.
Ada yang menunjukkan tren kenaikan, dan sebaliknya ada pula yang menunjukkan tren penurunan. Simak penjelasannya secara rinci berikut ini.
Situs penjualan tiket transportasi dan hotel drastis kehilangan pengunjung
Sejalan dengan menurunnya mobilitas masyarakat akibat pandemi Covid-19, situs-situs penyedia jasa penjualan tiket transportasi dan pemesanan hotel pun menurun.
Ada tiga situs ticketing terbesar yang dijadikan sampel, yakni Traveloka.com, Tiket.com, dan PegiPegi.com. Penurunan total trafik ke tiga situs tersebut sudah terjadi sejak bulan Januari 2020. Jika dibandingkan dengan puncak trafik pada bulan Desember 2019, trafik pada bulan April 2020 telah berkurang lebih dari 70%. Trend ini dikhawatirkan masih akan terus menurun dengan pembatasan mudik oleh pemerintah.
Alih-alih meroket, trafik situs belanja online cenderung stabil dan sedikit menurun
Pandemi Covid-19 yang sudah bergulir sejak awal Maret 2020 di Indonesia juga diprediksi banyak pihak akan memicu lonjakan jumlah pengunjung situs-situs belanja online. Pasalnya, diyakini makin banyak orang yang memilih membeli berbagai keperluan dari rumah menggunakan aplikasi belanja online.
Namun, data menunjukkan trafik cenderung stabil dan justru menunjukkan tren sedikit turun. Item yang dibeli pengunjung pun bukan lagi fashion. Kategori item yang banyak dicari adalah produk-produk kesehatan, keperluan rumah tangga, makanan dan minuman serta hobi.
Pada bulan April, lima situs yang dijadikan sampel, yakni Tokopedia.com, Shopee.co.id, Bukalapak.com, Lazada.co.id, dan Blibli.com meraup total 236 juta kunjungan. Namun, trafik di bulan tersebut tidak lebih tinggi dari trafik total mereka di bulan Desember yang mencapai 258 juta kunjungan.
Situs kesehatan mendulang trafik di tengah pandemi
Tren kenaikan jumlah pengunjung juga ditunjukkan oleh situs-situs kesehatan. Lima situs yang dijadikan sampel, yakni Alodokter.com, DokterSehat.com, KlikDokter.com, Halodoc.com, HelloSehat.com, dan SehatQ,com memperlihatkan grafik kunjungan yang meningkat.
Puncak kunjungan terlihat pada bulan Maret, tepat pada saat ditemukannya kasus positif Covid-19 pertama di Indonesia. Total trafik ke lima situs tersebut mencapai 141 juta kunjungan, atau melonjak 19% dari bulan sebelumnya.
Untuk diketahui, situs-situs yang dijadikan sampel menawarkan beragam jasa, dari jasa konsultasi dokter via online, pemesanan obat-obatan, penebusan resep dan pengiriman obat, hingga artikel-artikel kesehatan. Hal ini menunjukkan, minat dan kebutuhan masyarakat akan layanan-layanan tersebut memang meningkat di masa pandemi.
Namun, pada April, bukan peningkatan yang terjadi. Kunjungan ke lima situs kesehatan tersebut justru menurun 14 juta trafik atau 10% dari trafik bulan Maret.
Penurunan diduga terjadi karena animo masyarakat untuk mencari informasi soal Covid-19 di internet juga sudah menurun pada bulan April. Pantauan di Google Trends, istilah-istilah pencarian terkait topik virus ini memang menurun. Contohnya saja, volume pencarian istilah “corona” yang hanya memuncak di bulan Maret.
Kebutuhan informasi meningkat, media online kebanjiran trafik
Kebutuhan masyarakat akan berita tampaknya juga meningkat secara signifikan di masa pandemi Covid-19. Terbukti, lima sampel situs berita umum, yakni Detik.com, Tribunnews.com, Kompas.com, Liputan6.com, dan Suara.com, yang dianalisis menunjukkan tren meningkat.
Pada bulan Maret, data menunjukkan kenaikan total trafik yang signifikan pada kelima situs tersebut, yakni menyentuh angka 748 juta kunjungan. Angka tersebut meningkat 22% dari total trafik di bulan Februari.
Di tengah gelombang PHK, situs lowongan kerja ditinggal peminat
Pandemi Covid-19 juga menyebabkan puluhan ribu perusahaan terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) atau merumahkan karyawannya. Hingga 12 Mei, Kementerian Tenaga Kerja mencatat ada 1.722.958 orang yang terdampak, dengan perincian 316.000 pekerja sektor formal mengalami PHK, 375.165 pekerja sektor informal terdampak, dan sisanya adalah karyawan yang dirumahkan.
Logika sederhana membawa kita pada dugaan bahwa semakin banyak orang yang membutuhkan pekerjaan, maka semakin tinggi pula minat orang untuk mencari kerja di sumber-sumber informasi lowongan pekerjaan. Situs-situs lowongan pekerjaan adalah sumber yang dapat memberikan informasi semacam itu.
Namun, data menunjukkan, kunjungan ke lima situs lowongan pekerjaan yang dijadikan sampel, yakni Indeed.com, Jobstreet.co.id, JobsDB.co.id, Urbanhire.com, dan Karir.com, justru menurun. Bahkan, penurunannya sudah terjadi sejak bulan Februari dan terus menurun hingga April.
Patut diduga, kondisi perekonomian yang tak menentu membuat orang ragu untuk mencari pekerjaan baru. Di sisi lain, tingginya angka pekerja yang terdampak Covid-19 tidak lantas membuat kunjungan ke situs pencarian kerja meningkat, melihat lebih besarnya jumlah karyawan yang dirumahkan ketimbang yang mengalami PHK. [Lifepal/afp]