Lalu, umur 16 tahun, Selasih mulai menulis artikel-artikel yang berkaitan dengan semangat perempuan, tulisannya pertamanya tentang perempuan yaitu "Betapa Pentingnya Anak Perempuan Bersekolah". Tulisan itu diterbitkan di Majalah Asjsjaraq tahun 1926.
Selasih menamatkan Sekolah Dasar (SD) di Gouvernement School, ia lulus tahun 1921.
Setelah itu, Sariamin melanjutkan pendidikannya do Pendidikan Sekolah Guru yang saat itu dikenal dengan nama Meisjes Normaalschool. Sekolah itu berada di Padang Panjang.
Setelah menyelesaikan studinya selama empat tahun, atau ia lulus pada 18 April 1925, kemudian Selasih mengajar di Sekolah Gadis atau yang dikenal Meijesvolgscjool di Bengkulu.
Teguh Suarakan Hak-hak Perempuan
Sariamin telah menjadi seorang guru di Bengkulu. Meskipun demikian, dia tetap menulis di sela-sela kesibukannya.
Tulisan-tulisan Sariamin cukup tajam dan memperteguh semangat kemerdekaan. Lalu, dia juga menulis soal perempuan dan koindisi sosial di sekitarnya.
Tidak hanya itu, Sariamin juga menorehkan karya sastranya tentang kekasih yang bernasib sial serta peran takdir dan juga anti poligami.
Banyak majalah yang menerbitkan tulisan Sariamin atau yang dikenal dengan nama Selasih saat itu, mulai dari Majalah Asjsjaraq hingga Surat Kabar Persamaan.
Baca juga: Jadi Google Doodle, Marie Thomas Dokter Wanita Pertama Indonesia yang Menikahi Orang Awak
Sariamin banyak menulis novel, puisi, cerita anak dan lainnya. Lalu, 1941 ia berhenti menulis karena kondisinya keuangan keluarga saat ini, apalagi ia merupakan tulang punggung keluarga. Kemudian, 1970, Selasih kembali menorehkan penanya. [zfk]