Padang, Padangkita.com - Cek google, hari ini anda akan mendapatkan karikatur seorang perempuan yang terlihat sedang menulis pada selembar kertas. Lalu, juga ada empat lembar kertas yang terlihat seperti beterbangan di sekitar karikatur puan kelahiran Talu, Pasaman Barat (Pasbar) tersebut. Dialah Sariamin Ismail.
Sariamin Ismail juga dikenal dengan nama Selasih/Selaguri. Dalam buku katya Erlis Nur Mujiningsih yang diterbitkan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1995 lalu, dituliskan bahwa Selasih adalah seorang pengarang novel.
"Selasih adalah nama samaran. Nama aslinya Sariamin Ismail. Selasaih dilahirkan di Talu," tertulis di buku itu.
Kemudian, dijelaskan, nama samaran Sariamin sebagian besar memang diambil dari nama bunga. "Sariamin memang pecinta bunga. Dia mengatakan, bahwa kegemarannya pada bunga sudah sejak kecil, saat sekolah di Padang Panjang," dikutip dari buku karangan Erlis Nur Mujiningsih tersebut.
Juga diceritakan, bahwa merawat bunga merupakan kebahagian tersendiri bagi Sariamin. Bahkan, di masa tuanya, sejak pagi sampai pukul 11.00 WIB, merupakan waktu untuk Sariamin merawat bunga.Lalu, aktivitasnya dilanjutkan dengan membaca. Kemudian, pada malam hari Sariamin juga tak melewatkan untuk menonton Dunia Dalam Berita. Setelah itu, ia menghafal beberapa surat dari al-Quran.
Itulah sekilas gambaran dari karikatur perempuan yang tampil di Google Doodle hari ini, Sabtu (31/7/2021). Menampilkan perempuan asal Sumatra Barat (Sumbar) yang lahir 31 Juli 1909.
Gemar Menulis Sejak Kecil
Selasih atau Sariamin Ismail sudah gemar menulis sejak kecil. Bahkan, di usia 11 tahun, dia sudah menulis buku harian yang dinamai Minj Bvriendin.
Lalu, umur 16 tahun, Selasih mulai menulis artikel-artikel yang berkaitan dengan semangat perempuan, tulisannya pertamanya tentang perempuan yaitu "Betapa Pentingnya Anak Perempuan Bersekolah". Tulisan itu diterbitkan di Majalah Asjsjaraq tahun 1926.
Selasih menamatkan Sekolah Dasar (SD) di Gouvernement School, ia lulus tahun 1921.
Setelah itu, Sariamin melanjutkan pendidikannya do Pendidikan Sekolah Guru yang saat itu dikenal dengan nama Meisjes Normaalschool. Sekolah itu berada di Padang Panjang.
Setelah menyelesaikan studinya selama empat tahun, atau ia lulus pada 18 April 1925, kemudian Selasih mengajar di Sekolah Gadis atau yang dikenal Meijesvolgscjool di Bengkulu.
Teguh Suarakan Hak-hak Perempuan
Sariamin telah menjadi seorang guru di Bengkulu. Meskipun demikian, dia tetap menulis di sela-sela kesibukannya.
Tulisan-tulisan Sariamin cukup tajam dan memperteguh semangat kemerdekaan. Lalu, dia juga menulis soal perempuan dan koindisi sosial di sekitarnya.
Tidak hanya itu, Sariamin juga menorehkan karya sastranya tentang kekasih yang bernasib sial serta peran takdir dan juga anti poligami.
Banyak majalah yang menerbitkan tulisan Sariamin atau yang dikenal dengan nama Selasih saat itu, mulai dari Majalah Asjsjaraq hingga Surat Kabar Persamaan.
Baca juga: Jadi Google Doodle, Marie Thomas Dokter Wanita Pertama Indonesia yang Menikahi Orang Awak
Sariamin banyak menulis novel, puisi, cerita anak dan lainnya. Lalu, 1941 ia berhenti menulis karena kondisinya keuangan keluarga saat ini, apalagi ia merupakan tulang punggung keluarga. Kemudian, 1970, Selasih kembali menorehkan penanya. [zfk]