BRIN Ajak Kolaborasi Lintas Sektor untuk Mengelola Danau di Indonesia, Ini Tantangannya 

BRIN Ajak Kolaborasi Lintas Sektor untuk Mengelola Danau di Indonesia, Ini Tantangannya 

Pemadangan di Danau Di Atas yang mirip di negara-negara Eropa. [Foto: Dok. DPMPTSP Kab. Solok]

Jakarta, Padangkita.com Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengajak semua pihak lintas sektor untuk berkaloborasi dan bekerja sama mengelola danau di Indonesia.

Hal itu digaungkan BRIN yang berpartisipasi aktif dalam gelaran World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali, melalui berbagai kegiatan side event. Salah satunya, berbagi pemikiran dan hasil riset serta inovasi terkait berbagai isu penting dalam upaya menyelamatkan ekosistem perairan danau.

Ajakan kolaborasi dan kerja sama tersebut sesuai dengan seruan pemerintah terkait penyelamatan ekosistem peraian danau. BRIN melalui Pusat Riset Limnologi Sumber Daya Air dan Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi tergabung dalam Side Ivent 11: ‘Sharing of Knowledge, Spirit and Action on Sustaninabel Lake Management’ di Nusa Dua Bali yang diselenggarakan pada Kamis (23/5/2024).

Peneliti Pusat Riset Limnologi Sumber Daya Air, Arianto Budi Santoso, mengungkapkan bahwa danau, baik alami maupun buatan diindikasi menyediakan 87 persen dari air tawar di permukaan bumi.

Danau juga merupakan sumber signifikan bagi layanan ekosistem. Termasuk penyediaan air untuk konsumsi manusia, kesehatan, pangan, dan energi terbarukan. Ia juga menyampaikan bahwa pemahaman danau perlu diberikan kepada semua stakeholder.

"Semua stakeholder danau perlu menyamakan persepsi, duduk bersama untuk mencari kesepakatan terkait manajemen danau. Kita perlu duduk bersama, memiliki arah dan target yang sama dalam satu tujuan yang sama," ungkap Arianto sebagaimana dikutip dari situs resmi BRIN, Sabtu (25/4/2024).

Arianto menjelaskan, masing-masing danau memiliki karakteristik yang berbeda. Antara danau yang satu dengan danau yang lainnya memiliki permasalahan yang khas.

"Untuk itu permasalahan danau tidak hanya terkait teknis danau, tetapi juga masalah sosial ekonomi, sehingga membutuhkan kolaborasi dengan pihak terkait dari berbagai disiplin keilmuan," katanya.

Ia menyebutkan bahwa perlu kerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk membahas cara penyampaian tentang pengelolaan dana uke semua lapisan masyarakat.

"Pihak terkait perlu duduk bersama untuk membahas bagaimana menyampaikan informasi ke seluruh lapisan masyarakat. Tidak hanya dari sudut pandang pihak tertentu, tetapi juga dari perspektif masyarakat. Kemudian, dirumuskan benang merah pesan yang ingin disampaikan," kata Arianto.

Ia juga menjelaskan langkah berikutnya adalah menghitung dan memproyeksikan target pengolahan data yang akan dilakukan, dari target yang dicapai tersebut, diturunkan dalam bentuk aksi konkret, termasuk menentukan anggaran yang dibutuhkan.

Pengolahan Danau

Peneliti Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN, Titiek Setyawati, menyampaikan terkait pengolahan danau harus dilakukan melalui pendekatan multi-stakeholder, melibatkan semua pemangku kepentingan yang ada. Hal itu mencakup penelitian ilmiah, keterlibatan masyarakat, publik, LSM, dan semua pihak terkait yang berkepentingan.

Titiek menjelaskan bahwa terdapat tantangan terkait pengelolaan danau. Pertama, soal data, informasi ada tapi tersebar. Kedua, pengembangan sebuah tool atau perangkat yang dapat membantu pemerintah dalam mendeteksi tingkat kerusakan danau untuk menentukan sejauh apa restorasi harus dilakukan dan berapa biaya yang diperlukan.

Biaya restorasi tergantung dari besar kecilnya tingkat kerusakan, di samping juga tipikal danau yang berbeda-beda, dan permasalahan masing-masing danau yang berbeda pula.

Baca juga: Pengawasan Alat Tangkap Ikan Bilih di Danau Singkarak, DKP Sumbar Sita 25 Unit Jaring Angkat

“Komunikasi lintas sektor kementerian sangat penting mengingat setiap kementerian memiliki perhatian dan prioritas yang berbeda. Oleh karena itu, perlu untuk duduk bersama, berdiskusi, termasuk  sharing anggaran. Jadi, tidak sendiri-sendiri perlu kolaborasi dengan berbagai pihak terkait termasuk kementerian teknis,” kata Titiek.

[*/pkt]

*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News

Baca Juga

Anomali Cuaca, Ketua DPD RI Minta Pemda Koordinasi Mitigasi dengan BRIN dan BMKG
Anomali Cuaca, Ketua DPD RI Minta Pemda Koordinasi Mitigasi dengan BRIN dan BMKG
Pemko Pariaman segera Bentuk Brida, Yota Balad: Digabung dengan Bappeda
Pemko Pariaman segera Bentuk Brida, Yota Balad: Digabung dengan Bappeda
Kerja Sama KDEKS – BRIN - PT XREI akan Pacu Pengembangan Industri Halal di Sumbar
Kerja Sama KDEKS – BRIN - PT XREI akan Pacu Pengembangan Industri Halal di Sumbar
BRIN Beri Pendampingan Pembentukan Badan Riset dan Inovasi Daerah Kota Padang
BRIN Beri Pendampingan Pembentukan Badan Riset dan Inovasi Daerah Kota Padang
BRIN Banyak Masalah, Pemerintah Diminta Bentuk kembali Badan Riset yang Dilebur
BRIN Banyak Masalah, Pemerintah Diminta Bentuk kembali Badan Riset yang Dilebur
Penjelasan Peneliti LAPAN-BRIN Soal Gerhana Bulan Total 8 November, Pasang Air Laut Lebih Tinggi
Penjelasan Peneliti LAPAN-BRIN Soal Gerhana Bulan Total 8 November, Pasang Air Laut Lebih Tinggi