Padangkita.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mendorong Bank Perkreditan Rakyat (BPR) milik Pemerintah Daerah lebih berkontribusi bagi masyarakat, khususnya bagi masyarakat pedesaan.
"BPR milik Pemda ke depan secara profesional harus persiapkan diri sebagai lembaga perbankan yang paham dan tahu memberikan perhatian kontribusi kepada masyarakat di daerah pedesaan," kata Tjahjo di Hotel Red Top, Pecenongan, Jakarta Pusat, Senin (18/2/2019) dilansir Setkab.go.id.
Hal tersebut disampaikan Mendagri Tjahjo Kumolo saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Milik Pemerintah Daerah se-Indonesia (Perbamida).
Tjahjo juga sebelumnya menyambut baik dan mengapresiasi forum pertemuan tersebut, hal ini sangat penting dan strategis mengingat di tengah persaingan global ini dimana trend yang berkaitan dengan digital, maupun otomasi serta pertukaran data terkini dan teknologi ini bisa saling terkait yang bisa didukung di era digital ini.
“Pada kesempatan ini saya ingin memberikan apresiasi atas kerja keras kita bersama dalam menghadapi krisis keuangan global, kita yang diawali 11 tahun yang lalu tentunya dimana penguatan-penguatan dari sisi moneter, sisi fiscal, sisi politik, kemudian diawali pertarungan yang begitu keras asya ikut serta, yaitu dengan berdirinya OJK.”, ujarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa perlu waktu yang hampir 10 tahun lebih menyamakan persepsi antara OJK dengan Bank Indonesia. Dan implikasinya tentu dirasakan oleh seluruh pihak termasuk Perbamida.
Tjahjo juga berharap bahwa BPR milik Pemda juga merupakan wujud dari program Nawacita Bapak Jokowi dan Bapak Jusuf Kalla, di mana membangun negara dari pinggiran dan BPR milik Pemda dengan keunikan dan kedekatannya dengan masyarakat dengan UMKM yang ada harus bisa menjadi yang terdepan memberikan penguataan sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat dan khususnya Pemda yang ada.
“Tantangan terbesar yang dihadapi oleh BPR yang perlu diantisipasi antara lain aspek permodalan, aspek likuiditas teknologi dan sistem informasi perbankan, ketersediaan pengurus yang mengerti bisnis Perbankan dan menguasai filosofi hal-hal yang berkaitan dengan pemerintah daerah, dan pola pengembangan UMKM, mampu melayani Pemda dan juga ASN di bidang perbankan, serta menggalang penguatan bersama antar BPR milik Pemda”, terang Tjahjo.
Di akhir sambutannya Mendagri mengutarakan bahwa Pemda harus melakukan pembinaan secara rutin dan berkala terhadap BUMD, khususnya BPR milik Pemda sebagai aset dan investasi Pemda yang ada.
Pemda juga harus menyiapkan pengurus BPR milik Pemda dalam rangka menyiapkan manajemennya, kemudian Pemda dan BPR milik Pemda bersama-sama harus meningkatkan kapasitas SDMnya.
“Pemda dan BPR milik Pemda mempersiapkan diri untuk terus berinovasi dengan berbagai hal yang menyangkut prinsip-prinsip bisnis menerapkan keuangan menjadi penyalur kredit usaha rakyat, dana desa, transaksi non tunai, pemegang kas desa dan teknologi e-banking menyongsong di era 4.0”, pungkas Tjahjo.
BPR Harus Menjadi Institusi Perbankan yang Membantu Kemajuan Daerah
Menjadi pembicara kunci dalam Rapat Koordinasi Nasional Perhimpunan Bank Perkereditan Rakyat Milik Pemerintah Daerah se-Indonesia (Perbamida), Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI menegaskan bahwa BPR adalah institusi yang telah mengalami perjalanan panjang yang tidak mudah dan terbukti mampu berperan besar dalam hal kemajuan daerah.
“Semenjak masa perekonomian Indonesia membaik memasuki reformasi, BPR di berbagai daerah mulai tumbuh. BPR mulai menjamur dan berkembang pesat, Daerah pun mulai merasakan peran BPR ternyata sangat membantu untuk kemajuan daerah”, kata Tjahjo
Dalam kesempatan tersebut, Tjahjo menyoroti kondisi BPR di daerah. “BPR harus mampu mandiri, berinovasi dan memberikan berbagai dukungan dalam hal kemajuan daerah. Hal kecil misalnya ATM, itu masih menjadi permasalahan yang belum tuntas dan harus segera dituntaskan demi kenyamanan pengguna jasa perbankan”, jelas Tjahjo.
Tjahjo kemudian memberikan masukan agar BPR melalui Perbamida lebih intensif berdiskusi dengan BI dan OJK. “BPR seharusnya mengajak BI dan OJK untuk duduk bersama dan mendengarkan berbagai masukan agar ke depan BPR dapat berkembang dan maju seperti institusi perbankan lain yang sudah berkembang terlebih dulu”, tukas Tjahjo
Di luar kekurangan yang dimiliki BPR, Tjahjo memberikan apresiasinya dan ucapan terimakasihnya atas dedikasi dan peran serta BPR dalam kemajuan di daerah. “Saya mengucapkan terimakasih, sudah banyak dedikasi dan peran serta BPR dalam kemajuan daerah. Mulai dari penyaluran Dana Desa, mendukung pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sampai dengan pembiayaan keuangan lainnya di wilayah perbatasan telah dilakukan oleh BPR”, terang Tjahjo.
Di akhir kesempatan tersebut, Tjahjo berharap agar seluruh BPR di berbagai wilayah di Indonesia tetap terus bersemangat “Mari kita selalu bersemangat, optimis, berikan yang terbaik untuk bangsa, kelak bangsa akan berterima kasih atas jasa Bapak Ibu semua”, tutup Tjahjo.