Bertugas sendirian di daerah terpencil dengan luas daerah yang menyebar serta susah ditempuh, membuat Yuni--sapaan akrabnya--kewalahan juga. Namun, dirinya tetap gigih dalam menekuni tugasnya.
Beruntungnya, Yuni merupakan warga setempat yang kebetulan ditugaskan di sana. Hingga dengan sepenuh hati memberikan pelayanan kesehatan untuk warga di jorongnya itu. Sedangkan bidan-bidan yang pernah bertugas di sana selalu tidak bertahan lama karena tidak sanggup dan merengek minta pindah ke daerah yang lebih baik.
Sejak bertugas pada 2020 lalu, dengan status pegawai kontrak, Yuni mulai bertugas pada masa Covid-19 melanda. Bertugas di daerah terpencil itu tidak segampang bertugas di daerah lain yang kesadaran warga mulai tinggi. Namun, di Jorong Mawar baik Mawar satu maupun dua, kesadaran warga masih minim.
Warga setempat lebih memiliki keyakinan berobat kampung dari pada medis. Meski berbagai sosialisasi telah digencarkan, namun tidak gampang merubah pendirian warga yang selama ini minim mengenyam pendidikan.
Pada saat pemberian vaksinasi Covid-19, warga setempat banyak yang tidak mau divaksin, termasuk ibu hamil. Bahkan, warga melarikan diri ke kebun untuk menghindari vaksinasi. Meski sudah dijemput petugas, tetap saja warga bersikukuh untuk menolak.
Dengan kondisi tersebut, sebagai tenaga medis satu-satunya bagi dua jorong, Yuni hanya bisa bersabar dan terus berupaya memberikan kesadaran kepada warga, termasuk berkolaborasi dengan para kader posyandu, kader KB, wali jorong dan pemerintahan nagari setempat.