Bangunan Zaman Kolonial masih Berdiri Kokoh hingga Sekarang, Ternyata Ini Rahasianya

Penulis: Redaksi

Padang, Padangkita.com – Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah mendorong pemerintah kabupaten/kota untuk menyiapkan perangkat hukum yang mengatur soal bangunan tahan gempa.

Ini menyikapi besarnya potensi gempa yang sewaktu-waktu dapat mengguncang bumi Ranah Minang ini. Selain potensi gempa pada megathrust Mentawai, Sumbar juga tak luput dari ancaman gempa darat patahan semangka di bawah Bukit Barisan.

Sebetulnya, Sumbar sejak dulu juga sudah sering dihoyak lindu. Pada 2009 silam gempa dahsyat banyak meruntuhkan bangunan, terutama di Kota Padang dan Padang Pariaman.

Sebelumnya, gempa darat juga mengguncang Sumbar, terutama di wilayah Padang Panjang, Solok, hingga ke Sawahlunto.

Namun demikian, sejumlah bangunan-bangunan lama peninggalan kolonial ternyata tetap berdiri kokoh. Bangunan-bangunan tersebut seperti tak lapuk dimakan usia yang sudah ratusan tahun.

Di Kota Padang, bangunan-bangunan tua peninggalan kolonial tersebut dipugar lagi untuk dijadikan sebagai objek wisata yang dikenal dengan Kota Tua, di kawasan Muaro, dan kawasan Pondok.

Salah satu bangunan di Kota Tua, Kota Padang. [Foto: Fuadi Zikri]
Selain itu, sejumlah bangunan tua juga ada yang masih berdiri kokoh di Kota Sawahlunto, Bukittinggi dan Payakumbuh. Kenapa bangunan tua peninggalan kolonial tersebut mampu bertahan dalam waktu yang lama?

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui akun media sosial di twitter mengungkap sejumlah rahasianya. Setidaknya, menurut Kementerian PUPR ada 4 unsur pokok yang membuat bangunan peninggalan kolonial tetap bertahan.

Dinding

Ketebalan dinding bangunan zaman kolonial dapat mencapai 80-100 cm. Bandingkan dengan dinding bangunan zaman modern atau zaman sekarang. Ketebalan dinding bangunan sekarang, hanya sekitar 15 cm.

Fungsi Dinding

Pada zaman kolonial, dinding juga berfungsi sebagai struktur utama. Sedangkan kerangka struktur pada bangunan modern biasanya adalah konstruksi beton.

Dinding hanya berfungsi sebagai kulit atau pembatas ruang. Untuk dapat mendirikan konstruksi beton yang baik, dibutuhkan keahlian dan pengetahuan yang cukup dan SDM tenaga konstruksi.

Arsitektur dan Material

Material paling tepat dan terbaik digunakan untuk seluruh bagian bangunan. Arsitektur juga dirancang dengan mempertimbangkan keadaan alam, cuaca, suhu, jalur air/drainase, hingga potensi-potensi bencana.

Perawatan dan Pemeliharaan

Perawatan dan pemeliharaan yang tepat dan rutin dapat memperpanjang usia bangunan. Apabila sebuah bangunan tidak dijaga dengan baik, maka bangunan akan cepat rusak.

Baca juga: Kawasan Kota Tua Padang dan Jembatan Siti Nurbaya ‘Bersolek’

Nah, menyikapi potensi bencana yang bisa datang sewaktu-waktu, mungkin tak ada salahnya mencontoh bangunan zaman kolonial. Cuma, tentu harga atau biaya bangunan sangat mahal. [*/pkt]

Terpopuler

Add New Playlist