Analisa Fenomena Rombongan Ikan Mati Terdampar di Pantai Mentawai

Berita Mentawai terbaru dan berita Sumbar terbaru: Rombongan ikan ditemukan mati terdampar di perairan Pantai Sikabaluan, Kecamatan Siberut Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Segerombolan ikan ditemukan terdampar dan mati di pantai Sikabaluan, Siberut Utara, Mentawai. [Foto: Ist]

Berita Mentawai terbaru dan berita Sumbar terbaru: Rombongan ikan ditemukan mati terdampar di perairan Pantai Sikabaluan, Kecamatan Siberut Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Tua Pejat, Padangkita.com - Rombongan ikan ditemukan mati terdampar di perairan Pantai Sikabaluan, Kecamatan Siberut Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai pada Jumat (8/1/2021) pagi.

Pakar Kelautan dan Perikanan dari Universitas Bung Hatta (UBH), Suparno mengatakan, ikan yang mati tersebut merupakan jenis ikan pelagis kecil atau ikan permukaan.

"Berdasarkan data BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika), tanggal 7 hingga 9 Januari 2021, untuk wilayah perairan Barat Sumatra, kondisi laut, hujan, gelombang tinggi, cuaca ekstrem (2,5-4 meter). Artinya, jika dihubungkan dengan ikan di sana. Ikan kecil yang lompat-lompat, dugaan saya, ini kategori pelagis kecil (ikan permukaan)," kata Suparno saat dihubungi Padangkita.com via telepon.

Artinya lagi, kata Suparno, matinya ikan tersebut disebabkan pengaruh cuaca ekstrem, terutama suhu di laut yang ekstrem, kemudian arus yang kuat, misalnya ketika ikan itu berada di tengah, dia akan berusaha ke tepi.

"Kemudian perubahan suhu juga mempengaruhi. Saya tidak tahu suhunya apakah dingin atau panas suhu permukaan laut (SPL) di sana. Jika ikan besar seperti Tuna atau Cakalang, dia akan kuat tak akan ke tepi. Ikan itu mati karena pengaruh suhu, kemudian arus dan gelombang," katanya.

Suparno mengatakan, kecil kemungkinan ikan itu mati karena pencemaran lingkungan atau limbah pabrik. Pasalnya, kata dia, di lokasi tidak banyak industri, sehingga kemungkinan karena pencemaran limbah industri itu kecil.

"Kejadian ini tergantung perubahan suhu, kemudian arus dan gelombang, suhu sangat mempengaruhi. Banyak kejadian seperti ini di daerah lain. Tapi biasanya ikan kecil atau anak ikan. Karena permukaan perubahannya drastis," ucapnya.

Terpisah, Kepala Stasiun Meteorologi BIM Sumatra Barat (Sumbar), Sakimin mengatakan cuaca beberapa waktu belakangan di sejumlah wilayah Sumbar terbilang panas.

"Mungkin (matinya ikan) disebabkan perubahan suhu, bisa jadi suhu permukaan laut meningkat, bisa jadi. Matinya ikan bisa bermacam faktor, seperti perubahan arus," katanya.

Dirinya mengatakan, prediksi cuaca seminggu ke depan, khususnya di Padang akan ada potensi hujan, mengingat saat ini status berada dalam kondisi musim hujan hingga Februari dan Maret.

Baca juga: Ribuan Ikan Terdampar di Pantai Sikabaluan Mentawai, Pertanda Apa ?

"Kondisi udara bisa gampang berubah. Wilayah Mentawai juga ada potensi sepanjang tahun musim, jika hujan frekuensinya lebih banyak, jika ada hujan lebat dibarengi angin kencang, juga meningkatkan tinggi gelombang," paparnya. [pkt]


Baca berita Mentawai terbaru dan berita Sumbar terbaru hanya di Padangkita.com.

Baca Juga

Gubernur Sumbar akan ke Australia Bahas Kerja Sama Wisata Mentawai dan Ekspor Rendang
Gubernur Sumbar akan ke Australia Bahas Kerja Sama Wisata Mentawai dan Ekspor Rendang
Profil 4 Peluang Investasi Skala Besar bidang Wisata di Sumbar
Profil 4 Peluang Investasi Skala Besar bidang Wisata di Sumbar
Kisah 3 Mahasiswa UNP Riset Mitigasi Tsunami Memanfaatkan Kearifan Lokal Mentawai
Kisah 3 Mahasiswa UNP Riset Mitigasi Tsunami Memanfaatkan Kearifan Lokal Mentawai
Gubernur Mahyeldi Serahkan Hibah Rp1,7 Miliar untuk Panti Asuhan di Mentawai
Gubernur Mahyeldi Serahkan Hibah Rp1,7 Miliar untuk Panti Asuhan di Mentawai
Gubernur Mahyeldi Jadi Khatib Jumat di Masjid Miftahul Jannah Sipora Utara
Gubernur Mahyeldi Jadi Khatib Jumat di Masjid Miftahul Jannah Sipora Utara
Gubernur Mahyeldi Serahkan PMT dan Alat Kesehatan untuk Masyarakat Mentawai
Gubernur Mahyeldi Serahkan PMT dan Alat Kesehatan untuk Masyarakat Mentawai