Batusangkar, Padangkita.com – Wali Nagari Barulak, Kecamatan Tanjung Baru, Tanah Datar, Mulyadi Dt. Bandaro Bodi mengingatkan warganya agar tidak menjual susu bantuan pemerintah untuk pengentasan stunting atau gizi kronis.
Sebab, bagi yang terbukti menjual susu bantuan tersebut, maka yang bersangkutan tidak akan dapat bantuan lagi. Sebelumnya, dia menerima laporan ada yang menjual susu bantuan.
Menyikapi informasi tersebut, Mulyadi langsung menurunkan tim nagari bersama kepala jorong setempat menelusuri ke tengah masyarakat.
"Kita telusuri kebenarannya, kemudian kita panggil ke kantor, sekiranya terbukti, bantuannya akan kita cabut. Konsekuensi lainnya apapun bantuan ke depan ia tidak kita berikan," kata Mulyadi.
Dia menyebutkan, pihak nagari akan terus berusaha memastikan bantuan tepat sasaran, sehingga bisa menekan angka stunting di Tanah Datar.
"Kita nanti akan berkoordinasi dengan bidan desa, karena mereka bersentuhan langsung dengan masyarakat sehingga data atau kasus-kasus seperti ini segera diketahui dan diambil tindakan agar tidak terulang lagi," ujarnya.
Sementara itu bidan desa di Jorong Kapuak Koto Panjang Ponco Nagari Barulak, Rita Zahara menyayangkan bantuan susu yang diberikan pemerintah nagari diperjualbelikan.
Dia menyebutkan, bantuan berupa susu, telur ayam ras, dan roti itu diberikan untuk mencegah stunting atau gagal tumbuh yang harus dilakukan sejak 1.000 hari pertama kehidupan anak.
"Kami sayangkan disaat kita sudah memperjuangkan di nagari tapi bantuan itu dijual, padahal banyak yang ibu-ibu lain yang membutuhkan," kata Rita.
Ia berharap masyarakat yang menerima bantuan melapor sekiranya memang anak atau ibu tidak suka dengan susu yang diserahkan.
"Kami harapkan masyarakat tidak lagi menjual, seandainya ibu ataupun anak kita tidak suka dengan susu itu silakan melapor nanti kita ganti dengan merek lain," katanya.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Tanah Datar, Yesrita Zedrianis, kepada Padangkita.com, Senin (10/1/2022) menyebutkan, angka stunting di Tanah Datar tahun 2021 berada 16,4 persen, sedangkan nasional 24,4 persen.
Baca juga: Kasus Meningkat, Dinsos PPA Tanah Datar Imbau Korban Kekerasan Seksual Berani Melapor
Dia menyebutkan, kasus stunting di Tanah Datar masih cukup tinggi disebabkan kurangnya perhatian terhadap kebutuhan gizi ibu hamil ataupun bayi, kondisi lingkungan, pola asuh dan faktor lainnya. [djp/pkt]