Berita Tanah Datar terbaru dan berita Sumbar terbaru: Harga kulit manis di Kabupaten Tanah Datar mulai menggeliat
Batusangkar, Padangkita.com - Harga kulit manis di Kabupaten Tanah Datar mulai menggeliat. Setidaknya, saat ini harga berkisar pada Rp70 ribu hingga 75 ribu per kilogram. Sebelumnya, harga hanya berkisar Rp 60-65 ribu per kilogram. Namun, sejalan dengan naiknya harga kulit manis, petani juga menjerit dengan maraknya pencurian kulita manis.
Ilham, 27 tahun, salah seorang warga Tanjung Baru, Tanah Datar mengaku, memanfaatkan momen ini dengan menjadi “tauke” musiman kulit manis. Dengan beranggotakan beberapa orang, ia membeli kulit manis dari warga setempat, kemudian kulit manis itu dijual ke pengepul.
Sementara itu, Titin, 32 tahun, salah seorang pengepul kulit manis di Batusangkar mengatakan, harga kulit manis di tingkat pengepul naik rata-rata Rp5.000 tiap jenisnya.
Harga tertinggi, kulit manis super saat ini dihargai Rp70.000 per kg, jenis EC Rp30.000 per kg, jenis KA Rp46.000 per kg dan jenis KB Rp40.000 per kg.
"Itu harga tertinggi atau harga standar, kita bisa saja membeli di bawah harga itu tergantung dari kadar air kulit manis," ujarnya.
Namun, seiring meningkatkan harga kulit manis, yang menjadi kendala bagi petani kulit manis, munculnya pencuri kulit manis. Seperti yang terjadi di Sungai Tarab dan di Kecamatan Salimpaung, petani resah dengan maraknya pencurian kulit manis.
Baca juga: Polres Tanah Datar Persilakan Pemilik 76 Kendaraan Mengambil di Laka Lantas
Radianda Putra, 30 tahun, warga Mandailiang, Nagari Tabek Patah, Kecamatan Salimpaung mengatakan, maraknya pencurian kulit manis di daerah setempat dikarenakan tingginya harga kulit manis.
"Harga kulit manis kering super di tingkat pengepul saat ini di kisaran Rp70 ribu hingga Rp75 ribu, harga itu tergolong tinggi dibanding sebelumnya di kisaran Rp65 ribu saja," katanya.
Ia mengatakan pencurian kulit manis sering terjadi di Jorong Mandailiang, dan di Kecamatan Sungai Tarab. "Pencurian kulit manis itu dilakukan dengan cara dikuliti di atas batang. Pokok kayunya masih ada tapi kulitnya sudah tidak ada lagi," katanya.
Dia menyebutkan, sejak dua minggu terakhir aksi pencurian kulit manis semakin marak, terutama di wilayahnya. "Namun yang sering diincar adalah kulit manis yang berada jauh dari permukiman, atau berada di perbukitan.” [pkt]