Padangkita.com - Dinas Kebudayaan Sumatra Barat mengadakan lomba menulis karya sastra dalam bahasa Minangkabau. Peserta diharapkan menulis karya sastra dengan mengeksplorasi prosa liris dalam tradisi lisan Minangabau.
Sementara itu dalam Rapat Dewan Juri Lomba penulisan Sastra Minangkabau dengan konten Kaba memutuskan keterdendangan sebagai nilai tertinggi dalam penilaian tulisan yang masuk. Keterdendangan yang dimaksudkan adalah kemampuan penulis dalam menggabungkan unsur porsa liris seperti pantun, gurindam, pepatah dalam karya tulisnya.
“Keterdendangan yang dimaksud adalah bagaimana si penulis menggabungkan semua kekuatan prosa liris yang tersedia dalam khazanah sastra lisan Minangkabau. Kekuatan itu bisa tercipta lewat pantun, petatah-petitih, gurindam, dll yang sudah tersedia sejak dulu. Ini memang akan jadi tantangan tersendiri bagi calon peserta lomba nantinya," terang Gus Tf sastrawan dan salah seorang juri lomba melalui keterangan tertulis yang diterima oleh Padangkita.com.
Aspek keterdendangan ini dinilai sebagai pembeda dari lomba karya sastra lainnya, seperti cipta puisi, cerpen, novel, yang menjadikan keterbacaaan sebagai titik fokus utama.
Meskipun menjadi poin utama, unsur lain seperti penokohan, alur, plot, tetap menjadi bobot penilaian, "Kami juga menilai keterkaitan dan keseluruhan dari naskah peserta nantinya,” kata Dr Sheiful Yazan, Dosen UIN Imam Bonjol yang juga didapuk menjadi juri.
Sementara itu, latar belakang lomba ini yaitu pemajuan dan peningkatan Indeks Pembangunan Kebudayaan Daerah (IPK), bahasa daerah menjadi salah satu faktor penentu penilaian tersebut. Saat ini, Sumatera Barat berada pada posisi 15 dari 34 propinsi dengan nilai 53, 23, angka yang masi di bawah rata-rata nasional.
“Salah satu dimensi munculnya angka itu adalah bahasa daerah, walau dalam wilayah kerja masih berarsiran dengan dinas pendidikan, dinas kebudayaan ingin mendorong sosialisasi bahasa daerah lewat lomba ini” terang Kepala Dinas Kebudayaan Gemala Ranti,
Saat ini panitia sudah menerima 15 naskah dari peserta lomba “Sudah lumayan untuk lomba yang digelar perdana,” kata Defrizal Kepala Seksi Pembinaan Bahasa Minangkabau Dinas Kebudayaan Sumbar.
Selain itu, ia berharap makin banyak masyarakat mengirim naskah sehingga program ini menjadi program tetap di dinas kebudayaan nantinya. Ia juga menyebutkan, sosialisasi sudah dilakukan ke berbagai pihak.
Termasuk perguruan tinggi dan di kabupaten dan kota yang ada di Sumatera Barat. Panitia menerima naskah paling lambat pada 4 September mendatang. [*/Son]