Jakarta, Padangkita.com - Twitter meluncurkan fitur baru yang lebih mengutamakan kenyamanan pengguna. Fitur baru tersebut berupa pengaturan percakapan untuk semua pengguna.
Pengaturan ini, memungkinkan pengguna menghindari balasan yang tidak diinginkan, yang mungkin saja mengganggu esensi sebuah percakapan.
Pengaturan percakapan ini sudah dapat dinikmati pengguna dengan perangkat iOS dan Android, serta twitter.com. Dengan menggunakan pengaturan percakapan ini, sebelum memulai Tweet baru, pengguna bisa memilih siapa yang dapat membalas Tweet mereka dengan tiga opsi berikut:
- Semua orang (standar Twitter, dan pengaturan default).
- Hanya orang yang diikuti oleh pengguna.
- Hanya orang yang disebutkan pengguna dalam Tweet.
Tweet dengan dua pengaturan terakhir akan diberi label, dan ikon untuk membalas Tweet akan berwarna abu-abu bagi orang yang tidak dapat membalas.
Orang yang tidak dapat membalas masih dapat melihat, Retweet, Retweet dengan Komentar, berbagi, dan menyukai Tweet tersebut.
Sejak Twitter melakukan uji coba pengaturan percakapan ini pada Mei lalu, banyak orang menggunakannya untuk melakukan wawancara dan diskusi, membagikan pendapat mereka, serta berbagi tentang banyak hal.
Baca juga: Kalender Astronomi 9-15 Agustus: Bulan di Titik Terjauh dari Bumi Hingga Puncak Hujan Meteor Perseid
Pengaturan ini membantu sebagian orang merasa lebih aman dan dapat menjadikan percakapan lebih bermakna. Selama uji coba pengaturan ini, ada beberapa kelebihan yang bisa dinikmati pengguna:
1. Pengaturan ini membuat pengguna merasa lebih aman
Pengguna merasa lebih nyaman menge-Tweet serta lebih terlindungi dari spam dan kekerasan. Twitter juga tidak melihat adanya peningkatan pada jumlah pengiriman Direct Message yang tidak diinginkan penerima pesan.
Orang yang mengalami tindak kekerasan di Twitter merasa pengaturan ini membantu mereka. Hal ini terlihat dari pengguna yang melaporkan adanya tindak kekerasan terhadap mereka akan 3x lipat cenderung menggunakan pengaturan ini.
Pengaturan ini menjadi metode baru untuk meredam balasan yang mengganggu. Sebanyak 60 persen pengguna menggunakan pengaturan ini saat masa uji coba, tidak menggunakan fitur Bisukan atau Blok.
2. Perubahan ini dapat mengarah pada percakapan lebih bermakna
Sebagian orang menggunakan pengaturan ini untuk melakukan percakapan tentang topik-topik sensitif seperti politik dan masalah sosial. Mereka yang memiliki banyak pengikut, menggunakan pengaturan ini untuk berbagi lebih banyak tentang perasaan mereka, opini, dan berita pribadi.
3. Pengguna masih bisa melihat berbagai sudut pandang dalam sebuah percakapan
Penelitian menunjukkan bahwa pengguna memahami adanya pembatasan terhadap siapa yang dapat membalas Tweet dengan pengaturan percakapan ini. Kunjungan pada linimasa Retweet dengan Komentar meningkat 4x lipat pada Tweet yang menggunakan pengaturan ini.
Pendapat yang berbeda, masih dapat dibagikan melalui Retweet dengan Komentar, yang terkadang justru menjangkau lebih banyak audiens daripada Tweet originalnya.
"Twitter akan terus berupaya memudahkan pengguna menemukan dan terlibat dalam seluruh percakapan melalui Retweet dengan Komentar. Selain itu, Twitter juga melakukan uji coba penggunaan label baru untuk memudahkan pengguna mengetahui saat pengaturan percakapan ini digunakan," tulis juru bicara Twitter dalam keterangannya.
Dalam beberapa bulan ke depan, Twitter juga berencana menambahkan opsi agar pengguna dapat mengundang lebih banyak orang untuk dapat bergabung setelah percakapan dimulai. [*/try]