Padangkita.com - Dendang Raun Sabalik merupakan dendang yang cukup popular di Minangkabau. Dendang ini berbeda dengan dendang-dendang kebanyakan di Minangkabau, yang mengedepankan unsur ratapan.
Raun Sabalik lebih mengutamakan unsur parodi. Baik dari segi warna nadanya yang memakai instrumen rabab, maupun dari warna lirik dendangnya yang kocak, seperti onde apo karajo pungguang/ pungguang rajo balakang/ patuik bana duduak bamanuang/ onde pacar dibawa orang.
Keunikan dendang ini ditangkap Asa Etnica, kelompok musik tradisi dan kontemporer dari Padangpanjang. Dendang Raun Sabalik, akan ditampilkan grup ini dalam rangkaian pertunjukan Kaba Festival 4, yang berlangsung pada 2 hingga 5 Agustus 2017. Raun Sabalik akan menjadi pertunjukkan pembuka.
Selaras dengan nama festival ini, Asa Etnica akan mempertunjukan komposisi musik mereka yang berjudul Ba Kaba. Ba Kaba merupakan eksplorasi dari vokal tradisi atau dendang, yang diberi warna bunyi musik kontemporer oleh komposernya, Bustanul Arifin atau yang dikenal dengan nama panggung Arip Sutaik.
“Karya ini berangkat dari dendang tradisi Raun Sabalik. Untuk pertunjukan kali ini, kami latihan hampir setahun,” ujarnya melalui rilis yang diterima Padangkita.com (23/7/2017).
Komposer alumnus STSI PadangPanjang ini bukanlah orang baru dalam musik pertunjukan di Sumatra Barat. Pada Pekan Apresiasi Teater 2 tahun 2009, ia pun mempertunjukan karya musiknya yang berjudul Joged Lambak.
Patut ditunggu asa festival ini pada pertunjukan music Asa Etnica pada hari Rabu, 02 Agustus 2017, pukul 19.00 WIB di Taman Budaya Sumatra Barat.