Padang, Padangkita.com – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menjalin kerja sama dengan Universitas Andalas (Unand). Pada penandatanganan memorandum of understanding (MoU) di Gedung Convention Kampus Unand Limau Manis Padang, sekaligus launching Pusat Studi Perubahan Iklim (PSPI) Unand, Selasa (23/8/2022).
Wakil Rektor I Unand Prof Mansyurdin mengatakan dengan adanya MoU ini tentu akan banyak hal yang bisa ditindaklanjuti, baik di bidang pendidikan, penelitian hingga pengabdian kepada masyarakat.
“Dalam bidang pendidikan dinamikanya sangat tinggi tidak tergantung kurikulum Prodi, tetapi terbuka ruang dengan berbagai pihak termasuk instansi lain baik swasta dan masyarakat,” ujarnya.
Mansyurdin menambahkan, kerja sama ini juga termasuk dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang nantinya bisa ditindaklanjuti dengan unit dan UPT di lingkungan KLHK.
Saat ini, kata Mansyurdin, semua mahasiswa didorong untuk mencari pengalaman di luar Prodi guna meningkatkan kompetensi, baik dalam bentuk magang, membangun desa atau program sustainable development goals (SDGS).
“Ini juga membuka ruang dalam penilitian. Sebab banyak hutan, laut, sungai dan segala macam di Sumatra Barat dengan biota yang beranekaragam belum diekplorasi sepenuhnya,” ujar Mansyurdin didampingi Wakil Rektor IV Dr Hefrizal Handra.
Untuk bidang pengabdian kepada masyarakat, lanjut Prof Mansyurdin, saat ini Unand mencoba mengintegrasikan pendidikan, penilitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
“Seperti kampung tematik, di sana mahasiswa melakukan penelitian dan dosen melakukan pengabdian kepada masyarakat,” ujarnya.
Menurutnya kolaborasi KLHK dan Unand ini tentu akan terus ditingkatkan dan saling berkoordinasi untuk berbuat sesuatu dalam menunjang pembangunan.
“Begitu juga dengan peluncuran Pusat Studi Perubahan Iklim akan terus dihidupkan dengan segala aktivitasnya,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Menteri LHK Alue Dohong mengatakan kolaborasi pembangunan bidang LHK dan pelibatan perguruan tinggi merupakan bagian pentahelix untuk bersinergi dalam menghadapi perubahan iklim antara pemerintah - perguruan tinggi - swasta- komunitas masyarakat - media.
Kemudian, kata dia, ini juga bagian dari implementasi tri dharma perguruan tinggi, di mana para pakar memberikan penilaian ilmiah mengenai kondisi terkini kepada pembuat kebijakan nasional dan subnasional (lokal), serta edukasi dan pendidikan kepada generasi muda.
“Pengabdian kepada masyarakat dalam menyebarluaskan program pengendalian perubahan iklim seperti contoh Program Kampung Iklim melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN),” terangnya.
Terkait Pusat Studi Perubahan Iklim, menurut dia, masih terbatasnya penelitian dan kajian mengenai perubahan iklim serta dampaknya di Indonesia.
“Fenomena perubahan iklim dan dampak yang ditimbulkan telah menjadi faktor penyebab berbagai kejadian bencana hidrometeorologi. Oleh karenanya, diperlukan kajian terkait ketahanan iklim (Climate Resilient and Climate Vulnerability),” ungkapnya
Selain itu, Wamen Alue Dohong mengatakan para peneliti yang tergabung dalam IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) masih didominasi peneliti dari negara maju, keterwakilan peneliti atau pakar Indonesia dalam IPCC perlu ditingkatkan.
Baca juga: Jadi Kampus Favorit di Pulau Sumatra, Unand Terima 239 Mahasiswa PMM
Menurutnya, peran pakar atau peneliti akan membantu memberikan penilaian ilmiah dan pengetahuan terkini secara reguler tentang perubahan iklim kepada para pembuat kebijakan. [*/pkt]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News