Padangkita.com - Festival perayaan Cap Go Meh di Padang Sumatera Barat berlangsung meriah. Ribuan warga dari berbagai etnis ikut tumpah ruah menyaksikan berbagai atraksi yang ditampilkan, seperti sipasan yang dinaiki ratusan anak.
Albert Hendra Lukman, panitia pelaksana mengatakan festival Cap Go Meh merupakan sebuah upaya mempertahankan keberagaman dan menjadi iven pariwisata andalan.
"Festival ini merupakan salah satu upaya dari kami untuk mempertahankan tradisi yang telah ada," katanya kepada padangkita, Jumat (03/03/2018).
Festival Cap Go Meh dimulai dengan membawa belasan kio yang membawa patung dewa dewi ke kelenteng See Hin Kiong, guna meminta restu agar acara puncak imlek 2569 ini berjalan lancar.
Ada belasan kio milik seluruh marga dan kelompok sosial masyarakat tionghoa sumatera barat dan berbagai provinsi seperti riau dan jawa tengah yang ikut memeriahkan festival tahun ini.
Tidak hanya kio, festival yang kini menjadi agenda pariwisata sumatera barat ini juga menampilkan sipasan atau tandu berbentuk kelabang sepanjang 170 meter yang dinaiki seratus dua puluh anak berpakaian tradisional.
Sipasan ini diangkat oleh dua ribu lima ratus orang dari bawah jembatan siti nurbaya ke sejumlah ruas jalan utama di kawasan kota tua padang.
Kehadiran berbagai atraksi ini disaksikan oleh ribuan warga kota padang dan wisatawan mancanegara disepanjang jalan. Pemerintah sumatera barat menyebut ajang ini sebagai bukti terjaganya keberagaman di sumbar dan menjadi upaya menarik wisatawan.
Cap go meh merupakan puncak perayaan tahun baru imlek yang digelar di hari ke lima belas. Selama lima belas hari tersebut warga tionghoa di kota padang juga menggelar berbagai kegiatan budaya dan pasar malam. Warga berharap festival ini bisa terus digelar setiap tahunnya dan mendapat dukungan pemerintah daerah.