Padang, Padangkita.com - Jumlah ikan mati di keramba jaring apung milik petani di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, terus bertambah.
Teranyar, 250 ton ikan jenis nila dan mas dilaporkan mati mendadak dan mengapung di permukaan danau pada Kamis (30/12/2021).
"Ikan mati ini terjadi di Nagari Bayua dan Nagari Maninjau. Data dari penyuluh perikanan kita, ada 250 ton ikan yang mati," ujar Camat Tanjung Raya, Handria Asmi saat dihubungi Padangkita.com via telepon, Jumat (31/12/2021).
Dia menuturkan, sama dengan yang sebelumnya, kematian ikan kali ini juga disebabkan oleh cuaca ekstrem yakni angin kencang yang melanda daerah itu.
Akibatnya, sedimen pakan ikan yang mengendap di dasar naik ke permukaan danau. Hal ini membuat kadar oksigen menjadi berkurang sehingga ikan di dalam keramba jaring apung mengalami pusing dan mati.
"Penyebabnya masih sama. Dalam satu bulan ini, diperkirakan 1.150 ton ikan yang mati di Danau Maninjau. Namun pada hari ini tidak ada kematian ikan lagi karena cuaca sudah mulai stabil," jelasnya.
Meski demikian, dia mengingatkan petani bahwa kematian ikan masih berpotensi terjadi hingga Februari tahun depan. Hal ini berdasarkan pengalaman tiap tahun fenomena angin kencang terjadi mulai Oktober hingga Februari.
"Fenomena angin kencang akan terus berlanjut. Konsekuensinya adalah kematian ikan juga cenderung terjadi," sebut Handria.
Oleh karena itu, dia mengimbau petani untuk melakukan panen lebih awal. Dia juga meminta petani untuk mengangkat bangkai ikan dari danau dan menguburkannya di darat untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.
Baca Juga: 300 Ton Ikan Mati Mendadak di Danau Maninjau
Dia juga mengimbau petani untuk memperhatikan siklus cuaca dalam penebaran benih ikan di danau. "Hindari tebar benih ikan jangan sampai masuk lingkaran waktu cuaca ekstrem," ungkap Handria. [fru]