
Ilustrasi (foto: Ist)
Padangkita.com - Angka kemiskinan di Indonesia diklaim mengalami penurunan. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan angka kemiskinan di Indonesia pada September 2017 turun menjadi 10,12 persen dari kondisi bulan Maret 2017 yang berada di 10,64 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, jumlah penduduk miskin di Indonesia per September 2017 berkurang 1,19 juta jiwa sehingga menjadi 26,58 juta. Sedangkan pada bulan Maret angka orang miskin di Indonesia sebesar 27,77 juta orang.
"September 2017, persentase penduduk miskin di Indonesia adalah 10,12%. Dari Maret 2017 ke September 2017 persentase penduduk miskin turun 0,52%," kata Suhariyanto, Selasa (2/1/2018).
Dirinya menjelaskan bahwa angka kemiskinan di Indonesia terus mengalami penurunan sejak Maret 2011. Pada bulan tersebut angka kemiskinan turun sebesar 12,49% turun terus sampai pada September 2017 menjadi 10,12%.
Menurutnya, angka tersebut merupakan pencapaian terbaik dibanding 7 tahun terakhir. Dirinya menjelaskan tren penurunan angka kemiskinan tersebut mulai terjadi mulai Maret 2011 silam.
Sementara itu, dari total penduduk miskin yang saat ini berjumlah 26,58 juta orang, komposisinya masih lebih banyak di desa dengan persentase 13,47% dibandingkan di perkotaan yang sebesar 7,26%.
Sedangkan faktor-faktor yang terkait dengan tingkat kemiskinan di Indonesia pada periode Maret sampai September 2017. Kata Kecuk, yang pertama adalah inflasi pada periode Maret-September sebesar 1,45%. Dia menjelaskan, inflasi digerakkan oleh komoditas pokok yang menjadi kebutuhan dasar seperti beras.
Beberapa komoditi yang memiliki pengaruh terhadap kemiskinan di Indonesia antara lain beras, daging ayam ras, daging sapi, gula pasir, cabai rawit, dan cabai merah. Namun, dia menegaskan, hasil survei sosial ekonomi nasional (susenas) September 2017, program beras sejahtera (rastra) telah berhasil didistribusikan kepada 30% rumah tangga sasaran selama Mei-Agustus 2017.