Bukittinggi, Padangkita.com - Sebagai upaya meminimalisir dampak bencana alam yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu, Pemerintah Kota (Pemko) Bukittinggi telah mempersiapkan puluhan pasukan yang akan selalu siaga jika bencana terjadi.
Bahkan, puluhan pasukan itu juga disiapkan untuk mengurangi dampak La Nina. Mereka disiapkan dalam rangkaian Apel Kesiapsiagaan Bencana di halaman Balai Kota Bukittinggi, Rabu (11/11/2020).
Apel kesiapsiagaan bencana alam itu dipimpin langsung oleh Penjabat Sementara (Pjs) Wali Kota Bukittinggi, Zaenuddin.
Dalam apel gabungan itu, Zaenuddin mengatakan bahwa Bukittinggi memiliki berbagai potensi ancaman bencana alam, seperti gempa, gunung marapi, longsor, kebakaran dan bencana non alam seperti Wabah Virus Corona (Covid-19).
"Saat ini, potensi ancaman bencana yang tengah kita hadapi itu Pandemi Corona. Maka, mari kita terapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran virus ini," ujar Zaenuddin.
Dijelaskannya, yang menjadi akar masalah lokal yang harus menjadi prioritas dalam upaya penanggulangan bencana di masa pandemi di Bukittinggi yaitu pamor Kota Bukittinggi sebagai kota tujuan perdagangan dan pariwisata.
"Selain itu ancaman lainnya, di mana secara geografis Bukittinggi terletak pada jalur patahan Sumatra," ucapnya.
Lalu, di masa Pandemi Corona ini, juga didapati tingginya penyimpangan informasi kesehatan di media sosial, dan semua persoalan ini harus dihadapi bersama-sama.
Tidak hanya itu, di Bukittinggi juga masih ada pemukiman padat kurang tertata yang di khawatirkan menjadi tempat penyebaran Virus Corona, karena akses dan sarana kebersihan di lokasi itu juga kurang memadai.
"Kita menyadari besarnya kebutuhan pengembangan kapastitas dalam penanggulangan bencana. Oleh karena itu, bangun kesadaran dan pemahaman para pengambil kebijakan akan pentingnya pencegahan, mitigasi bencana dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana," imbaunya.
Baca juga: Pemkab Pasaman Barat Gelar Apel Kesiapsiagaan Bencana di Halaman Mapolres
Sementara itu, Kapolres Bukittinggi, AKBP Dody Prawiranegara mengatakan, apel dilaksanakan untuk melihat dan menguji kesiapsiagaan personil dan semua stakeholder dalam penanganan bencana alam serta untuk mengecek efektifitas dukungan sarana dan prasarana dalam penanganan bencana alam banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan gempa bumi serta karhutla. [zfk]