72 Peserta Pilkada 2020 Langgar Protokol Kesehatan, Kemendagri Beri Teguran Keras

Peserta Pilkada Langgar Protokol

Ils. [Foto: Ist]

Jakarta, Padangkita.com - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) telah menegur 72 calon kepala atau wakil kepala daerah yang berpartisipasi dalam Pemilihan Kepala Daerah atau Pilada Serentak 2020. Mereka mendapatkan teguran keras setelah dinyatakan melakukan pelanggaran terkait protokol kesehatan.

72 calon itu terdiri dari satu gubernur, 35 bupati, lima wali kota, 26 wakil bupati dan lima wakil wali kota. Sementara Kemendagri tengah menyiapkan sanksi kepada pelanggar yang mengulangi perbuatannya.

"Opsi sanksi itu mulai dari penundaan pelantikan bagi pemenang yang melanggar hingga disiapkannya Pjs langsung dari pusat," kata Staf Khusus Menteri Dalam Negeri bidang Politik dan Media, Kastorius Sinaga dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/9/2020).

Kemendagri melakukan pemantauan secara ketat terhadap kepatuhan para bakal pasangan calon (bapaslon) di daerah. Dengan begitu, pelanggaran-pelanggaran yang muncul pun cepat terdeteksi.

"Sejauh ini sudah 72 daerah yang mendapat teguran keras. Jumlah ini meningkat drastis dibanding dua hari lalu yang baru mencapai 53 daerah," ujarnya.

Menurut Kastorius, pihaknya menerapkan prinsip stick and carrot dalam penegakan protokol Covid-19 pada tahapan-tahapan Pilkada. Para pelanggar ketentuan bakal diberikan teguran yang diikuti oleh sanksi lebih berat bila pelanggaran berulang.

Baca juga: Ini 45 Kabupaten/Kota Peserta Pilkada 2020 yang Masuk Zona Merah Covid-19

Daftar 72 Peserta Pilkada yang Langgar Protokol Kesehatan

Berikut daftar nama 72 peserta Pilkada Serentak 2020 yang telah mendapatkan teguran dari Kemendagri:

  1. Bupati Klaten, Hj. Sri Mulyani: Hasil pemeriksaan oleh Bawaslu Kabupaten Klaten, Bupati Klaten telah melanggar kode etik.
  2. Bupati Muna Barat, Drs. Laode Muhammar Rajiun T: Mendapat teguran tertulis dari MEndagri melalui Gubernur Sultra karena telah menimbulkan kerumunan massa yang tidak memperhatikan protokol kesehatan
  3. Bupati Muna, L.M. Rusman Emba: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Sultra karena telah menimbulkan kerumunan massa yang tidak memperhatikan protokol kesehatan
  4. Bupati Wakatobi, H. Arhawi: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Sultra karena telah menimbulkan kerumunan massa yang tidak memperhatikan protokol kesehatan saat melakukan deklarasi calon kepala daerah.
  5. Wakil Bupati Luwu Utara, M. Thahar Rum: Mendapat teguran tertulis melalui Gubernur Sulsel karena telah menimbulkan kerumunan massa yang tidak memperhatikan protokol kesehatan saat melakukan deklarasi calon kepala daerah.
  6. Plt. Bupati Cianjur, Herman Suherman: Mendagri meminta dilakukan pembinaan dan pengawasan oleh Gubernur terhadap Laporan dugaan pelanggaran Plt. Bupati Cianjur dalam pembagian bansos
  7. Bupati Konawe Selatan, H. Surunuddin Dangga: Mendapat teguran tertulis melalui Gubernur Sultra karena telah melakukan deklarasi yang menimbulkan kerumunan massa.
  8. Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Jawa Barat karena telah menimbulkan arak-arakan massa pada saat dalam kegiatan pendaftaran Pilkada.
  9. Bupati Halmahera Utara, Ir. Frans Manery: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Maluku Utara karena telah menimbulkan kerumunan massa pada saat pendaftaran bakal calon kepala daerah.
  10. Wakil Bupati Halmahera Utara, Muhlis: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Maluku Utara karena telah menimbulkan kerumunan massa pada saat pendaftaran bakal calon kepala daerah.
  11. Bupati Halmahera Barat, Danny Missy: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Maluku Utara karena telah menimbulkan kerumunan massa pada saat pendaftaran bakal calon kepala daerah.
  12. Wakil Bupati Halmahera Barat, Ahmad Zakir Mando: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Maluku Utara karena telah menimbulkan kerumunan massa pada saat pendaftaran bakal calon kepala daerah.
  13. Walikota Tidore Kepulauan, H. Ali Ibrahim: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Maluku Utara karena telah menimbulkan kerumunan massa pada saat pendaftaran bakal calon kepala daerah.
  14. Bupati Belu, Willybrodus Lay: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Nusa Tenggara Timur karena telah menimbulkan kerumunan massa pada saat konvoi mengililingi Kota Atambua.
  15. Wakil Bupati Belu, J.T. Ose Luan: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Nusa Tenggara Timur karena telah menimbulkan kerumunan massa pada saat konvoi mengililingi Kota Atambua.
  16. Bupati Luwu Timur, Muhammad Thorig: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Sulawesi Selatan karena telah menimbulkan kerumunan massa pada saat deklarasi pencalonan kepala daerah.
  17. Wakil Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Sulawesi Selatan karena telah menimbulkan kerumunan massa pada saat deklarasi pencalonan kepala daerah.
  18. Wakil Bupati Maros, H. Andi Harmil: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Sulawesi Selatan karena telah menimbulkan kerumunan massa pada saat mendaftar sebagai calon kepala daerah.
  19. Wakil Bupati Bulukumba, Tomy Satria Yulianto: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Sulawesi Selatan karena telah menimbulkan kerumunan massa di depan Masjid Agung.
  20. Bupati Majene, H. Fahmi Massiara: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Sulawesi Barat karena telah menimbulkan kerumunan massa pada saat jalan kaki menuju KPU untuk mendaftar sebagai calon kepala daerah.
  21. Wakil Bupati Majene: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Sulawesi Barat karena telah menimbulkan kerumunan massa pada saat jalan kaki menuju KPU untuk mendaftar sebagai calon kepala daerah.
  22. Bupati Mamuju, H. Habib Wahid: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Sulawesi Barat karena telah menimbulkan kerumunan massa pada saat jalan kaki menuju KPU untuk mendaftar sebagai calon kepala daerah.
  23. Wakil Bupati Mamuju, Irwan Satya Putra: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Sulawesi Barat karena telah menimbulkan kerumunan massa pada saat jalan kaki menuju KPU untuk mendaftar sebagai calon kepala daerah.
  24. Wakil Walikota Bitung: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Sulawesi Utara karena telah menimbulkan kerumunan massa pada saat deklarasi sebagai calon kepala daerah.
  25. Bupati Kolaka Timur, H. Tony Herbiansyah: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Sulawesi Tenggara u karena telah menimbulkan kerumunan massa Kolaka Timur.
  26. Bupati Buton Utara,H. Abu Hasan: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Sulawesi Tenggara karena telah menimbulkan kerumunan massa.
  27. Bupati Kmonawe Utara, Ruksamin: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Sulawesi Tenggara karena telah menimbulkan kerumunan massa.
  28. Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Kalimantan Timur karena telah menimbulkan kerumunan massa.
  29. Wakil Bupati Blora, Arif Rohman: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Jawa Tengah karena telah menimbulkan kerumunan massa pada saat deklarasi sebagai calon kepala daerah.
  30. Wakil Bupati Demak, Joko Sutanto: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Jawa Tengah karena telah menimbulkan kerumunan massa pada saat deklarasi sebagai calon kepala daerah.
  31. Bupati Serang, Hj. Ratu Tatu Chasanah: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Banten karena telah menimbulkan kerumunan massa pada saat mendaftar sebagai calon kepala daerah.
  32. Wakil Walikota Cilegon, Hj. Ratu Ati Marliati: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Banten karena telah menimbulkan kerumunan massa pada saat mendaftar sebagai calon kepala daerah.
  33. Bupati Jember, Hj. Faida: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Jawa Timur karena telah menimbulkan kerumunan massa konvoi kendaraan pada saat mendaftar sebagai calon kepala daerah.
  34. Bupati Mojokerto, Pungkasiadi: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Jawa Timur karena telah menimbulkan kerumunan massa konvoi kendaraan pada saat mendaftar sebagai calon kepala daerah.
  35. Wakil Bupati Sumenep, Achmad Fauzik: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Jawa Timur karena telah menimbulkan kerumunan massa konvoi kendaraan pada saat mendaftar sebagai calon kepala daerah.
  36. Wakil Walikota Medan, Akhyar Nasution: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Sumatera Utara karena telah menimbulkan kerumunan massa pada saat mendaftar sebagai calon kepala daerah.
  37. Walikota Tanjung Balai, M. Syahrial: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Sumatera Utara karena telah menimbulkan kerumunan massa pada saat mendaftar sebagai calon kepala daerah.
  38. Bupati Labuhan Batu, Andi Suhaimi Dalimunthe: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Sumatera Utara karena telah menimbulkan kerumunan massa pada saat mendaftar sebagai calon kepala daerah.
  39. Bupati Pesisir Barat, Agus Istiqlal: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Lampung karena telah menimbulkan kerumunan massa.
  40. Wakil Bupati Rokan Hilir, Jamiludin: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Riau karena telah menimbulkan kerumunan massa.
  41. Bupati Rokan Hulu, H. Sukiman: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Riau karena telah menimbulkan kerumunan massa berupa iring-iringan pada saat mendaftar sebagai calon kepala daerah.
  42. Wakil Bupati Kuantan Sengingi, H. Halim: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Riau karena telah menimbulkan kerumunan massa berupa iring-iringan pada saat mendaftar sebagai calon kepala daerah.
  43. Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Sumatera Barat karena telah menimbulkan kerumunan massa.
  44. Wakil Bupati Musi Rawas, Suwarti: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Sumatera Selatan karena telah menimbulkan kerumunan massa pada saat deklarasi sebagai calon kepala daerah.
  45. Bupati Ogan Ilir, H.M. Ilyas Panji Alam: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Sumatera Selatan karena telah menimbulkan kerumunan massa pada saat deklarasi sebagai calon kepala daerah.
  46. Bupati Ogan Komering Ulu Selatan, Popo Ali Martopo: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Sumatera Selatan karena telah menimbulkan kerumunan massa.
  47. Wakil Bupati Ogan Komering Ulu Selatan, Sholehien Abuasir: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Sumatera Selatan karena telah menimbulkan kerumunan massa.
  48. Bupati Musi Rawas Utara, H. M. Syarif Hidayat: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Sumatera Selatan karena telah menimbulkan kerumunan massa.
  49. Wakil Bupati Musi Rawas Utara, H. Devi Suhartoni: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Sumatera Selatan karena telah menimbulkan kerumunan massa.
  50. Bupati Karimun, Aunur Rofiq: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Kepulauan Riau karena telah menimbulkan kerumunan massa pada saat konvoi pendaftaran calon kepala daerah.
  51. Wakil Bupati Karimun, Anwar Hasyim: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Kepulauan Riau karena telah menimbulkan kerumunan massa.
  52. Bupati Kepahiang, Hidayatullah Sjahid: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Bengkulu karena telah menimbulkan kerumunan massa pada saat deklarasi calon kepala daerah.
  53. Bupati Bengkulu Selatan: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Bengkulu karena telah menimbulkan kerumunan massa pada saat pendaftaran calon kepala daerah.
  54. Gubernur Bengkulu: Memproleh teguran tertulis karena menyebabkan kerumunan massa pada saat pendaftaran bakal calon Gubernur Bengkulu.
  55. Wakil Wali Kota Depok: Mendapat teguran tertulis karena menggelar arak-arakan massa dalam kegiatan pendaftaran bakal pasangan calon Walikota Depok dan Wakil Walikota Depok Tahun 2020 di KPU Kota Depok
  56. Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias: Mendapat teguran tertulis karena menimbulkan kerumunan diikuti oleh ribuan massa pendukung
  57. Bupati Malaka, Stefanus Bria Seran: Mendapat teguran tertulis karena melakukan deklarasi yang diikuti oleh ribuan pendukung sebelum melakukan pendaftaran ke KPU Malaka.
  58. Bupati Manggarai, Deno Kamelus.
  59. Wakil Bupati Manggarai, Victor Madur
  60. Wakil Bupati Sumba Timur, Umbu Lili Pekuwali.
  61. Wakil Wakil Bupati Manggarai Barat, Maria Geong
  62. Bupati Pandeglang, Hj Irma Narulita: Mendapat teguran tertulis karena dalam kegiatan pendaftaran sebagai calon Bupati Pandeglang menuju tempat pendaftaran diikuti konvoi massa pendukung yang terindasi menimbulkan kerumunan massa.
  63. Bupati Minahasa Selatan, Christiany Eugenia Paruntu: Mendapat teguran tertulis karena melakukan perjalanan dengan puluhan ribu masyarakat menuju Kantor KPU Provinsi Sulawesi Utara
  64. Wakil Bupati Minahasa Selatan, Franky Donny Wongkar: Mendapat teguran tertulis karena telah melakukan perjalanan dengan ribuan masyarakat menuju Kantor KPU Kabupaten Minahasa Selatan
  65. Wakil Bupati Bolaang Mongondow Selatan: Iskandar Kamaru, Mendapat teguran tertulis karena hadir dalam acara yang dihadiri ribuan orang Bolaandg Mongondow Selatan
  66. Wakil Bupati Bolaang Mongondow Timur, Rusdi Gumalangit: Mendapat teguran tertulis karena hadir dalam acara yang dihadiri ribuan orang Bolaang Mongondow Timur
  67. Bupati Sigi, Muhamad Irwan Lapatta: Mendapat teguran tertulis karena menghadiri pertemuan bertempat di Lapangan PS Binangga Putra di hadapan ribuan orang Sigi
  68. Bupati Poso, Darmin A. Sigilipu: Mendapat teguran tertulis karena hadir dalam pertemuan yang dihadiri ribuan orang Poso.
  69. Wakil Bupati Sigi, Paulina Lallo: Mendapat teguran tertulis karena hadir dalam pertemuan di Lapangan Desa Tulo di hadapan ratusan orang Sigi.
  70. Wali Kota Bontang, Neni Moernianeni: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Kalimantan Timur karena telah menimbulkan kerumunan massa.
  71. Wakil Bupati Kutai Timur Kasmidi Bulang: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Kalimantan Timur karena telah menimbulkan kerumunan massa.
  72. Wakil Wali Kota Balikpapan, Rahmad Masud: Mendapat teguran tertulis dari Mendagri melalui Gubernur Kalimantan Timur karena telah menimbulkan kerumunan massa. [*/try]

Berita ini sebelumnya dimuat Suara.com jaringan Padangkita.com dengan judul: Resmi! Ini Daftar 72 Peserta Pilkada 2020 yang Melanggar Protokol Kesehatan

Baca Juga

Berita Padang hari ini dan berita Sumbar hari ini: Penghargaan tersebut didapatkan atas kerja sama semua pihak yang terlibat 
Dinilai Sukses Selenggarakan Pilkada Serentak 2020, KPU Padang Diganjar Empat Penghargaan
Berita Kabupaten Solok hari ini dan berita Sumbar hari ini: Sidang lanjutan PHP Bupati Solok akan digelar di MK, Senin (22/3/2021).
MK Putuskan Nasib Nofi Candra dan Yulfadri dalam Sengketa Pilbup Solok 22 Maret
Berita Pesisir Selatan hari ini dan berita Sumbar hari ini: KPU Pessel tampung masukan dan saran untuk kebaikan pelaksanaan pilkada ke depannya
KPU Pessel Evaluasi Penyelenggaraan Pilkada 2020. Ini yang Perlu Dibenahi
Berita Agam terbaru dan berita Sumbar terbaru: PPK Palupuh mendapatkan penghargaan sebagai penyelanggara pemilu dengan tingkat partisipasi tertinggi dari KPU Agam
Partisipasi Pemilih Pilkada 2020 Capai 61 Persen, PPK Palupuh Raih Penghargaan KPU Agam
Berita Bukittinggi terbaru dan berita Sumbar terbaru: KPU Kota Bukittinggi mentapkan pasangan Erman Safar dan Marfendi sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bukittinggi terpilih dalam Pilkada serentak 2020
KPU Tetapkan Erman Safar-Marfendi sebagai Wako dan Wawako Terpilih Kota Bukittinggi, Pelantikan 12 Februari
Berita Padang terbaru dan berita Sumbar terbaru: Pilkada Pasaman Barat (Pasbar) sejauh ini diklaim telah berjalan lancar. Hal ini terbukti dengan tidak adanya satupun gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK)
Bawaslu Pasbar Catat 16 Pelanggaran Selama Pilkada, Soal Netralitas ASN hingga Politik Uang