WAIPA Dorong Parlemen Negara ASEAN Responsif Terhadap Gender

WAIPA Dorong Parlemen Negara ASEAN Responsif Terhadap Gender

Ketua Sidang WAIPA kali ini, yang juga Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Irine Yusiana Roba Putri. [Foto: Setjen DPR RI]

Padang, Padangkita.com - Sidang Komite untuk Perempuan Parlemen 'ASEAN Inter-Parliamentary Assembly' (WAIPA) mendorong parlemen seluruh negara di Asia Tenggara untuk responsif gender, atau mengoptimalkan kebijakan yang memperhatikan kesenjangan partisipasi dan akses antara perempuan dan laki-laki.

Ketua Sidang WAIPA kali ini, yang juga Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Irine Yusiana Roba Putri menyebutkan, masih terdapat tantangan dalam mewujudkan kesetaraan gender tersebut.

"Salah satunya adalah perbedaan akses digital, di mana kita tahu bahwa menunjang infrastruktur digital bagi perempuan itu juga akan membawa dampak yang sangat positif sekaligus mengurangi risiko terhadap kejahatan di dunia siber seperti prostitusi ataupun apa namanya ketimpangan dalam pengaksesan ekonomi," ujar Irine usai Sidang WAIPA di Padang, Sumatra Barat (Sumbar), Senin (5/6/2023).

Adapun melalui sidang ini, para anggota parlemen perempuan di ASEAN sedang sama-sama menyepakati tindakan-tindakan yang bisa dilakukan secara nyata di negara masing-masing.

"Bagaimana kita bersama-sama dapat memperbaiki pengambilan keputusan publik yang lebih sensitif terhadap itu gender," sebut Irine.

Politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu menyatakan, parlemen pun memerlukan dukungan masyarakat yang punya sikap resilience alias berdaya tahan dalam memperjuangkan kesetaraan gender itu.

Irine juga menilai Indonesia, dengan beberapa produk hukum baru seperti Undang-Undang (UU) Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS), sudah mulai mengarah pada responsif terhadap permasalahan gender.

Sehingga, tak ada salahnya Indonesia punya kesempatan jadi role model dalam mendorong kesadaran gender di masyarakat ASEAN. Dari sisi persentase perempuan di parlemen, menurut Irine, meski bukan yang nomor satu, namun ranking negara ini juga bukan yang berada di paling bawah.

"Secara konsitusi, Indonesia mengafirmasi peran perempuan di berbagai aspek. Salah satunya partisipasi perempuan dalam pembuatan kebijakan publik," terang Irine.

Ia berharap kedepannya melalui WAIPA dapat menciptakan iklim ramah gender di ASEAN dan parlemen mampu mengeluarkan produk-produk hukum yang dibutuhkan masyarakat.

Baca juga: BKSAP Buka Sidang Komite untuk Perempuan Parlemen WAIPA di Sumbar

Sementara itu peran laki-laki juga tak kalah penting, sebagai mitra setara dalam mewujudkan parlemen yang responsif gender.

"Diharapkan pula persamaan gender, parlemen yang responsif gender itu bukan hanya slogan tetapi menjadi keseharian dan menjadi nafas kita berjuang," kata Irine. [*/pkt]

Iklan

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Padangkita.com tidak terlibat dalam pembuatan konten ini.

Baca Juga

Suratna Harap Seminar Layanan Informasi Tingkatkan Kualitas Informasi di DPR
Suratna Harap Seminar Layanan Informasi Tingkatkan Kualitas Informasi di DPR
Hetifah Sjaifudian dari Golkar dan Athari Gauthi Ardi dari PAN Terima MKD Award 2023
Hetifah Sjaifudian dari Golkar dan Athari Gauthi Ardi dari PAN Terima MKD Award 2023
Anak Jadi Korban Prostitusi Online, Puan Dorong Pemerintah Kuatkan Ketahanan Keluarga
Anak Jadi Korban Prostitusi Online, Puan Dorong Pemerintah Kuatkan Ketahanan Keluarga
Medsos Dilarang Jualan, Legislator asal Sumbar Ingatkan Pemerintah Ciptakan Regulasi yang Adil
Medsos Dilarang Jualan, Legislator asal Sumbar Ingatkan Pemerintah Ciptakan Regulasi yang Adil
Komisi III DPR RI Setujui Arsul Sani Jadi Calon Hakim Konstitusi
Komisi III DPR RI Setujui Arsul Sani Jadi Calon Hakim Konstitusi
Komisi III Pertanyakan soal Ultra Petita dalam ‘Fit and Proper Test’ Hakim MK
Komisi III Pertanyakan soal Ultra Petita dalam ‘Fit and Proper Test’ Hakim MK