Padangkita.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memberi ceramah kepada pelajar yang ikut demo. Tri Rismaharini bertemu dengan pelajar yang terlibat demonstrasi penolakan UU Cipta Kerja yang diwarnai tindak anarkistis.
Dari 58 pelajar yang 'diceramahi' tersebut ada yang masih berseragam putih merah, pakaian sekolah dasar.
Meski sebagian dari mereka terlihat mengenakan seragam putih biru dan putih abu-abu alias sekolah menengah pertama dan atas.
"Coba kamu bayangkan, seandainya kalian terluka, babak belur, harus di rumah sakit, itukah hadiah yang akan kalian berikan ke orang tua kalian. [Orang tua] yang telah membersihkan kotoran kalian saat bayi, yang telah menyuapi kalian saat kalian tidak bisa makan," tanya Risma dengan suara yang lirih kepada pelajar tersebut.
Didampingi orang tua dan guru, para pelajar terlihat ada yang menangis dan sungkem kepada orang tua mereka.
Mengenakan pakaian putih, berkerudung dan bercelana hitam, Risma berusaha menggugah kesadaran para siswa untuk memahami kewajiban mereka belajar dan berbakti kepada orang tua.
Risma juga mengingatkan orang tua memberikan ponsel, pulsa, dengan harapan bisa untuk belajar.
"Supaya bisa berhasil, sukses, bisa mengangkat derajat orang tua kalian. Kalian pikir gampang cari uang, tapi semua kalian sia-siakan," tegasnya.
Namun demikian, orang lain yang tidak dikenal berhasil memprovokasi melalui pesan di ponsel. Mengajak demonstrasi. "Sementara orang tua kalian bermimpi bisa sekolah yang bagus, bisa berhasil, bisa sukses," kata Risma.
Baca juga: Joko Widodo Jadi Nama Jalan di UEA, Netizen: Hujan Emas di Negeri Orang
Risma mengajak para pelajar membayangkan, capaian dalam demonstrasi beserta risikonya, apakah sebanding dan layak sebagai hadiah yang diberikan ke orang tua, yang mengajari jalan saat kalian tidak bisa berjalan.
"Itukah yang kalian berikan. Balasan itukah yang kalian berikan kepada orang tua," kata Risma.