Padangkita.com – Rektor Universitas Negeri Padang Ganefri akan mengupayakan alumni terbaik dari salah satu Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) di Padang itu untuk mengajar di sekolah-sekolah yang ada di daerah-daerah Sumatera Barat. Hal itu disampaikannya di sela-sela Seminar Nasional Pendidikan yang diselenggarakan DPP Iluni UNP, Senin (06/11/2017).
Berdasarkan kunjungannya ke Sawahlunto dan Pesisir Selatan, Ganefri memperkirakan hanya sepertiga guru yang mengajar di sana berasal dari UNP. Padahal sebelumnya dia berasumsi sekitar 90 persen guru-guru di sekolah Sumatera Barat berasal dari lulusan UNP.
Mantan Koordinator Kopertis Wilayah X itu prihatin dengan kualitas guru di daerah yang berdasarkan hasil uji kompetensi guru, masih belum menggembirakan. Ganefri merujuk kepada data yang disampaikan pembicara utama seminar Amich Alhumami, Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek, dan Kebudayaan Bappenas. Amich mengatakan, hasil rata-rata uji kompetensi guru secara nasional pada 2015 hanya meraih nilai 56,59 dari 100.
“Saya mencoba berkomunikasi dengan Sekda Provinsi agar saat pengangkatan guru nanti, (setelah dicabutnya moratorium guru PNS) lulusan terbaik di UNP bisa mendapatkan peluang yang lebih besar untuk mengabdi di sekolah-sekolah di daerah. Sehingga guru-guru yang mengabdi memang merupakan SDM yang berkualitas,” kata Ganefri kepada wartawan di Auditorium UNP.
Menurut Ganefri, kebanyakan alumni terbaik UNP saat ini lebih memilih pergi ke luar daerah. Kondisi ini, tentunya sangat merugikan untuk Sumbar. Padahal, kata dia, yang diunggulkan dari Sumbar adalah sumber daya manusianya.
“Kalau anak-anak kita tidak dididik oleh guru yang profesional kita bisa bayangkan bagaimana jadinya. Studi menunjukkan pengaruh kompetensi guru sangat besar terhadap kualitas pendidikan,” ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek, dan Kebudayaan Bappenas Amich Alhumami mengungkapkan kualitas guru di Indonesia belum membanggakan. Hal itu tercermin dari hasil rata-rata UKG secara nasional yang masih rendah.
Amich juga mengungkapkan, berdasarkan kajian di Bappenas, pelatihan-pelatihan yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru juga belum memberikan perngaruh yang signifikan. Kondisi tersebut diduga disebabkan oleh kurang efektifnya pelaksanaan pelatihan, seperti waktu pelatihan yang terlalu singkat.