Unjuk Rasa Ratusan Warga Lengayang Dipicu Komentar Camat di Media Sosial yang Singgung Hendrajoni

Unjuk Rasa Ratusan Warga Lengayang Dipicu Komentar Camat di Media Sosial yang Singgung Hendrajoni

Ratusan warga Lengayang berunjuk rasa di kantor Camat Lengayang, Pesisir Selatan. [Foto: Amin/Padangkita]

Painan, Padangkita.com – Ratusan warga yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Lengayang’ menggeruduk Kantor Camat Lengayang, Kabupaten Peisisr Selatan (Pessel) Selasa (18/1/2022). Mereka meminta Camat Lengayang, Jamalus dicopot dari jabatan dan meminta maaf.

Aksi massa ini dipicu oleh tulisan atau status yang ditulis Jamalus di media sosial, Facebook. Tulisan atau komentarnya itu, dinilai warga yang melakukan aksi telah menimbulkan rasa kebencian dan permusuhan di tengah masyarakat.

Jamalus di akun facebooknya yang bernama ‘Jamalus Jamal Us’ dinilai warga telah menyinggung nama baik Hendrajoni, mantan Bupati Pessel yang kalah dalam Pilkada 2020. Di akun facebook, Jamalus menulis inisial ‘HJ’ adalah orang yang kalah tetapi tidak mengakui kekalahannya.

Jamalus sendiri dilantik menjadi Camat Lengayang olah Bupati Pessel, Rusma Yul Anwar pada Januari 2022, lalu. Sementara itu, Lengayang memang merupakan basis pendukung Hendrajoni saat Pilkada.

Warga yang melakukan aksi menilai, komentar Jamalus telah menimbulkan kontroversi, padahal situasi politik Pilkada Pessel 2020 sudah mereda.

"Itu sesuai dengan Undang-Undang ITE pasal 54 A ayat (2), Camat Lengayang sudah memicu permusuhan dan ujar kebencian," ujar Hamzah Jamaris yang menjadi koordinator aksi.

Selain itu, kata Hamzah, Camat Lengayang Jamalus, juga menulis “hati-hati orang Yahudi non-muslim di Pessel”.

“Kami meminta kepada Bupati, Camat Lengayang harus dicopot dari jabatannya, karena sudah meresahkan. Apalagi dengan pernyataannya 'hati-hati orang Yahudi non-muslim di Pessel',” lanjutnya dengan nada geram.

Hamzah menyebutkan, bahwa Jamalus juga menulis di kolom komentarnya, “urang lah kalah yang tidak mengakui kekalahan, bantuak ayahnyo yang punyo kekuasaan”.

Dalam kesempatan itu, juru bicara warga yang lain, Andi, 36 tahun, tidak menerima inisial ‘HJ’ menjadi plesetan ‘Hantu Jomblo’ seperti yang ditulis oleh Jamalus.

"Dalam tulisan itu, jelas ia menyebut inisial HJ yang dimaksud adalah Bapak Hendrajoni, masa ‘Hantu Jomblo’, tidak ikut Pilkada, kan tidak nyambung. Kok bahasa seorang Camat seperti itu, ini jelas kualitas orangnya tidak baik," ujarnya.

Ia mewakili masyarakat Lengayang tidak menuntut banyak soal tulisan tersebut. Ia menginginkan Jamalus yang baru saja dilantik sebagai Camat Lengayang dicopot dan meminta maaf secara terbuka kepada Hendrajoni dan pihak keluarga.

"Saya ingin dia (Jamalus), Jamalus harus dicopot dan meminta maaf secara terbuka kepada Bapak Hendrajoni dan keluarga, serta masyarakat Lengayang khususnya dan masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan pada umumnya terkait tulisannya di facebook," ucapnya.

Andi berharap, demi kemajuan daerah Kabupaten Pesisir Selatan tidak adalagi yang namanya pendukung 01, 02, dan 03.

"Hentikan semua pertikaian di ‘Negeri Sejuta Pesona’ ini. Tidak ada lagi yang namanya politik. Saya secara pribadi menginginkan Kabupaten Pesisir Selatan maju tanpa kegaduhan. Jika masyarakatnya tidak bersatu maka daerah tidak akan berkembang," ucapnya.

Hantu Jomblo Bukan Hendrajoni

Di tengah kerumunan massa dan dikawal sejumlah polisi, Camat Lengayang, Jamalus menyebutkan bahwa ia memang menulis inisial HJ. Namun, kata Jamalus, yang dia maksud bukanlan Hendrajoni, tetapi ‘Hantu Jomblo’.

Lampiran Gambar

Camat Lengayang, Jamalus dikawal polisi. [Foto: Amin/Padangkita]

Jamalus menyebut, dirinya dan Hendrajoni masih bersaudara, dan tidak ada niat baginya untuk menyerang pribadi politikus Partai NasDem itu.

"Saya tidak menyinggung Hendrajoni, karena beliau saudara saya dan masih punya hubungan. Dalam tulisan itu saya bertanya dan tidak memvonis. Memangnya ‘Hantu Jomblo’ yang memiliki kekuasaan?” kata Jamalus lagi.

Ia menambahkan, dalam lanjutan tulisan di kolom komentar Facebook miliknya, ia juga tidak bermaksud mengatakan orang non-muslim di Pessel adalah kaum Yahudi.

"Kita sesama muslim adalah bersaudara, saya tidak menyinggung siapa-siapa saat Pilkada dulu, tetapi jika ada yang tersinggung dengan tulisan saya, ya berarti dia orang itu," ucapnya lagi.

Baca juga: Upaya Hendrajoni “Menjatuhkan” Rusma Yul Anwar Kembali Kandas di MK

Pantauan Padangkita.com, ratusan masyarakat yang berorasi sekitar pukul 09.00 WIB berangsur bubar sekitar pukul 11.00 WIB. [amn/pkt]

Baca Juga

Andre Rosiade: Jelang Lebaran, Gerindra Bagikan Ribuan Paket Sembako untuk Korban Banjir Pessel
Andre Rosiade: Jelang Lebaran, Gerindra Bagikan Ribuan Paket Sembako untuk Korban Banjir Pessel
Andre Rosiade kembali Realisasikan Janji Hadirkan Listrik bagi Masyarakat Surantih Pessel
Andre Rosiade kembali Realisasikan Janji Hadirkan Listrik bagi Masyarakat Surantih Pessel
Tak hanya Sediakan Sahur, Gerindra  juga Bagikan Takjil dan Nasi Berbuka untuk Korban Banjir
Tak hanya Sediakan Sahur, Gerindra juga Bagikan Takjil dan Nasi Berbuka untuk Korban Banjir
Gubernur Mahyeldi Minta Rincian Kerugian Kerusakan TPI Surantih Akibat Banjir
Gubernur Mahyeldi Minta Rincian Kerugian Kerusakan TPI Surantih Akibat Banjir
Gubernur Mahyeldi Salurkan 220 Ton Beras Cadangan Pangan untuk Warga Pessel
Gubernur Mahyeldi Salurkan 220 Ton Beras Cadangan Pangan untuk Warga Pessel
Bank Nagari Serahkan Bantuan Rp50 Juta untuk Korban Banjir di Pesisir Selatan
Bank Nagari Serahkan Bantuan Rp50 Juta untuk Korban Banjir di Pesisir Selatan