Padang, Padangkita.com – Pembangun jalan tol Padang-Pekanbaru memang telah menjadi prioritas pemerintah, mulai dari pusat hingga daerah. Jalan tol ini merupakan program nasional yang langsung diawasi Presiden Jokowi melalui Kementerian PU, termasuk Kapolri dan Makamah Agung. Namun, infrastruktur yang diharapakan dapat mendorong investasi itu, masih menghadapi kendala dalam pembebasan lahan.
Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Irwan Prayitno menyebutkan ruas jalan tol Padang-Pekanbaru yang akan dibangun totalnya sepanjang 240 km. Saat ini sedang dibangun ruas jalan seksi Padang-Sicincin, yang merupakan koridor agak lambat prosesnya. Selain soal pembebasan lahan, jalan tol ini nanti akan menembus ke Bukit Barisan.
"Untuk sekarang ada dua tahap yang sedang diproses, yakni tahap satu 0-4 km dan tahap kedua 4-36 km. Totalnya 36 km. Ini semua sedang diproses, baik pembebasan lahan, juga ada yang pengerasan," kata Irwan Ketika menjadi nara sumber dalam Webinar Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta dengan tema “Tantangan dan Strategi Investasi Pembangunan Jalan Tol di Era New Normal”, Jumat (7/8/2020).
Selain Irwan, tampil juga sebagai narasumber Yul Ari Pramuraharjo, M.Si Direktur Strategi Korporasi, HCM PT. PP (Persero) Tbk, dan sejumlah narsumber lain. Pesertanya terdiri dari dosen, mahasiswa, peneliti, termasuk juga para investor.
Irwan menjelaskan, pembebasan lahan untuk jalan tol di Sumbar memang menemui kendala. Sebab, sebagian besar jalan tol akan dibangun di tanah ulayat. Tanah ini dimiliki oleh kaum yang sudah mempunyai ratusan keluarga. Mereka punya hak yang sama atas tanah tersebut, yang di Sumbar dikenal dengan tanah pusaka tinggi.
Tanah pusaka tinggi ini dikuasai oleh ninik mamak yang dituakan dalam suatu kaum. Namun, ninik mamak ini juga mesti dapat dukungan dari kaumnya. Hal inilah, kata Irwan, yang menyebabkan pembebasan lahan untuk jalan tol di Sumbar butuh waktu cukup lama.
Dia berharap dengan adanya undang-undang pertanahan yang baru, kegiatan ganti rugi lahan untuk pembangunan jalan tol dapat cepat dituntaskan.
"Saat ini strateginya, Pemprov Sumbar bekerja sama dengan Pemkab dan Pemko. Sebab, ketersediaan lahan tidak hanya untuk jalan tol, tetapi juga dipadukan dengan jaringan multimoda, pelabuhan samudra, bandara dan jaringan kareta api," kata Irwan.
Untuk Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi
Irwan mengatakan dukungan jalan tol tersebut sangat jelas bagi Sumbar. Selain sebagai infratruktur untuk transportasi, jalan tol diharapkan mampu meningkatkan ekonomi Sumbar yang Sebagian daerahnya berada di pantai barat. Sejauh ini, pertumbuhan ekonomi daerah di pantai barat masih tertinggal dibandingkan daerah yang berada di timur Sumatra. Terutama yang dekat dengan Selat Malaka.
"Jadi sangat penting pembangunan infrastruktur jalan tol bagi Sumbar, khususnya untuk menghubungkan ke kawasan timur Sumatra. Sehingga bisa menggerakkan ekonomi daerah di pantai barat. Mendorong investasi sebagai bagian dari modal untuk menggerakan pertumbuhan ekonomi daerah di Sumbar," ungkap Irwan.
Lebih lanjut Irwan menyampaikan, jalan tol juga dapat menjadi pendukung dalam pengembangan wilayah. Karena daerah di barat secara umum ekonominya bersumber dari agraris dan wisata yang mengandalkan keindahan alam.
Dengan adanya jalan tol, komoditas unggulan, seperti kelapa sawit, kakao, karet, dan kopi tentu lebih mudah dijual. Selain itu, jalan tol juga dapat meningkatkan kunjungan wisata serta dapat memperkuat konektivitas jaringan logistik regional Sumatra. [*/pkt]