Terdampak La Nina, Hasil Tangkap Nelayan Pessel Turun dan Harga Ikan Segar Mahal

Painan, Padangkita.com - Nelayan di Kabupaten Pesisir Selatan turut merasakan terjadinya penurunan hasil tangkap akibat La Nina.

Ilustrasi Kapal Nelayan. [Foto: Ist]

Painan, Padangkita.com - Nelayan di Kabupaten Pesisir Selatan turut merasakan terjadinya penurunan hasil tangkap akibat La Nina, sehingga memicu naiknya harga ikan segar.

Syafrizal, 36 tahun, seorang nelayan di Kecamatan Koto XI Tarusan mengatakan, sudah sepekan tidak bisa melaut akibat tingginya curah hujan yang disertai gelombang dan angin kencang.

"Banyak di antara nelayan di sini terpaksa harus parkir di Mentawai karena tidak bisa pulang. Bahkan, sebagian lainnya memilih untuk tidak melaut," ujar Syafrizal dikutip dari situs resmi milik Pemkab Pessel, Jumat (12/11/2021).

Menurut Syafrizal, kondisi itu secara otomatis berdampak pada hasil tangkap dan harga ikan. Untuk saat ini, jenis tongkol, misalnya dari yang biasanya hanya Rp500 per 30 kilogram naik menjadi Rp800-Rp900 per 30 kilogram.

Begitu juga dengan ikan teri di pusat pelelangan ikan setempat, kini melonjak menjadi Rp1,5 juta per 30 kilogram dari yang biasanya hanya Rp1 juta per 30 kilogram. Sementara, permintaan akan ikan segar terus melambung.

"Mau bagaimana lagi, ini memang faktor alam. Di satu sisi soal kebutuhan hidup. Di lain sisi menyangkut keselamatan nyawa," ungkapnya.

La Nina merupakan peristiwa meningkatnya pertumbuhan awan hujan di Indonesia. Fenomena ini akibat interaksi lautan dan atomsfer/udara yang mempengaruhi cuaca dan iklim dunia secara global.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak lanina bakal terjadi sekitar Januari-Februari 2022. Peristiwa lanina dibagi menjadi tiga kategori antara lain kategori lemah dengan nilai kecil dari minus 0,5-1, moderat minus 1-2 dan kuat nilai diatas minus 2.

Sejak 2010 peristiwa lanina Moderat terjadi dua kali yaitu juni 2010 sampai dengan Februari 2011 dan September 2020 sampai dengan Januari 2021. BMKG pada 29 Oktober 2021 telah menggelar Rakornas mengajak semua pihak untuk menyiapkan rencana aksi dalam menghadapinya.

BMKG menyebutkan La Nina tidak sama setiap kejadiannya, La Nina memiliki dampak yang beragam disetiap daerah dan waktu serta puncak lanina belum tentu bersamaan dengan puncak dampak kejadiannya.

Stasiun Klimatologi Padang Pariaman memperkirakan puncak musim hujan 2021 pada bulan November ini. Hampir seluruh daerah curah hujan diperkirakan dalam kategori menengah hingga tinggi. Daerah rawan potensi banjir dengan perkiraan kategori Tinggi yaitu Pasaman Barat, Kepulauan mentawai, Agam Bagian barat, Kota Padang dan Pesisir Selatan.

Baca juga: Kerajinan Tangan Anak Nagari Salido Saribulan untuk Cendera Mata Para Wisatawan

Sedangkan daerah dengan potensi banjir dengan perkiraan kategori menengah di kabupaten Pasaman, Padang Pariaman, Padang Panjang, Agam, Tanah Datar, Kabupaten Solok, Sijunjung, Dharmasraya, Payakumbuh, Lima Puluh Kota dan Solok Selatan. [*/zfk]

Baca Juga

Andre Rosiade: Jelang Lebaran, Gerindra Bagikan Ribuan Paket Sembako untuk Korban Banjir Pessel
Andre Rosiade: Jelang Lebaran, Gerindra Bagikan Ribuan Paket Sembako untuk Korban Banjir Pessel
Andre Rosiade kembali Realisasikan Janji Hadirkan Listrik bagi Masyarakat Surantih Pessel
Andre Rosiade kembali Realisasikan Janji Hadirkan Listrik bagi Masyarakat Surantih Pessel
Tak hanya Sediakan Sahur, Gerindra  juga Bagikan Takjil dan Nasi Berbuka untuk Korban Banjir
Tak hanya Sediakan Sahur, Gerindra juga Bagikan Takjil dan Nasi Berbuka untuk Korban Banjir
Gubernur Mahyeldi Minta Rincian Kerugian Kerusakan TPI Surantih Akibat Banjir
Gubernur Mahyeldi Minta Rincian Kerugian Kerusakan TPI Surantih Akibat Banjir
Gubernur Mahyeldi Salurkan 220 Ton Beras Cadangan Pangan untuk Warga Pessel
Gubernur Mahyeldi Salurkan 220 Ton Beras Cadangan Pangan untuk Warga Pessel
Bank Nagari Serahkan Bantuan Rp50 Juta untuk Korban Banjir di Pesisir Selatan
Bank Nagari Serahkan Bantuan Rp50 Juta untuk Korban Banjir di Pesisir Selatan