Simpang Empat, Padangkita.com - Silih berganti, tahun demi tahun telah dilalui. Penantian penuh harap warga Pasaman Barat, terus memuncak. Kerinduan itu mengerucut pada satu mimpi, Pelabuhan Teluk Tapang.
Hampir setiap tahun kabar angin beredar, pelabuhan akan beroperasi.
Pelabuhan di pojok utara Sumatra Barat itu, dirancang sejak era Gubernur Gamawan Fauzi tahun 2006, hingga diteken Presiden Jokowi sebagai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024.
Dalam kurun waktu satu dekade sejak ide itu dicetus pemerintah, ratusan miliar rupiah ludes. Mulai dari biaya survei, kajian-kajian, perencanaan, maupun pembukaan lahan.
Jika benar-benar rampung, ratusan hektare perkebunan kelapa sawit dan jagung di Pasaman Barat akan mudah dikirim ke berbagai penjuru bumi. Jutaan ton produk pertanian tidak lagi hanya menempuh jalur darat, tapi juga mengarungi laut. Jarak tempuh dan biaya distribusi, tentu lebih hemat ongkos.
"Konektivitas yang semakin lancar akan mengurangi biaya angkut kendaraan logistik dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Jumat, (13/8/2021) lalu.
Diberitakan Padangkita.com Senin, (16/8/2021), pembangunan Jalan Teluk Tapang – Bunga Tanjung akan mendukung akses jalan ke Pelabuhan Teluk Tapang yang rencananya mulai beroperasi di tahun 2024."Untuk tahun 2021 ini pekerjaan yang kita lakukan di ruas ini adalah membangun jalan sepanjang 9,6 km, sedangkan sisanya akan dikerjakan bertahap di tahun-tahun berikutnya,” kata Plt. Kepala Balai Pelaksana Jalan (BPJN) Sumatera Barat Syachputra Ghani.
"Saat ini progres konstruksi telah mencapai 50 persen dan ke depan InsyaAllah progresnya lebih cepat, karena pekerjaan-pekerjaan yang berat sudah kita lewati. Pondasi dasar sudah selesai dikerjakan, tinggal aspal saja dan saya optimis akan rampung tepat waktu di akhir tahun 2021," tambahnya.
Bisa Diakses dari Sumatra Utara
Sebagai salah satu proyek raksasa nasional, Pelabuhan Teluk Tapang akan menjadi penggenjot Kabupaten Pasaman Barat untuk keluar dari status daerah tertinggal.
Keberadaan Pelabuhan Teluk Tapang yang terletak di Nagari Air Bangis, Kecamatan Sungai Beremas ini tidak hanya berdampak secara ekonomi bagi wilayah Sumbar saja. Akan tetapi, juga akan berdampak terhadap Provinsi Sumatra Utara, khususnya Kabupaten Mandailing Natal (Madina).
Baca juga: Bangun Pelabuhan, Kapal Ikan di Muaro Padang Akan Dipindahkan
Berdasarkan surat usulan Bupati Pasaman Barat Nomor 552.3/220/DISHUB/2019 tanggal 18 November 2019 diperlukan perencanaan sisi darat. Fasilitas yang direncanakan yaitu Lapangan Penumpukan General Cargo dengan luas 1.301 meter persegi, lapangan Penumpukan Curah Kering/Kernel seluas 8.216 meter persegi, Lapangan Penumukan Biji Besi seluas 2.314 meter persegi, kantor, pos jaga, area parkir, rumah dinas, dan fasilitas darat lainnya.
Sedangkan untuk saat ini, fasilitas yang telah tersedia berupa sebuah dermaga dengan dimensi seluas 120 meter x 12 meter. Dermaga ini ditanam dengan kedalaman 6 sampai dengan 7 mLWS. Pelabuhan juga telah dilengkapi Trestle dengan dimensi 56 meter x 8 meter, Causeway dengan dimensi 145 meter x 8 meter, area darat dengan dimensi 12,15 hektare, serta lampu penerangan dermaga sebanyak 12 unit, namun belum difungsikan.
"Akses jalan menuju Pelabuhan Teluk Tapang saat ini masih dalam tahap pembangunan. Panjang jalanyang dibutuhkan untuk mencapai pelabuhan, sepanjang 42,5 kilometer dari simpang jalan Jorong Bungo Tanjuang, Nagari Air Bangis," kata Bupati Pasaman Barat, Hamsuardi kepada Padangkita.com di Simpang Empat, Minggu (19/9/2021).
Hamsuardi menambahkan Pelabuhan Teluk Tapang itu nantinya juga bisa diakses oleh Provinsi Sumut melalui Kabupaten Mandailing Natal. Ia memperkirkan jarak antara Mandailing Natal ke Pelabuhan Teluk Tapang itu hanya 2,8 kilometer atau 3 kilometer saja.
"Hasil perkebunan sawit di Sumut bisa dibawa melalui Pelabuhan Teluk Tapang di Pasaman Barat. Artinya ekonomi dua provinsi bisa tumbuh dengan baik," ucap Hamsuardi.
Akses jalan darat selama ini yang ditempuh di Sumatra Utara (Sumut) menuju ke Sibolga berjarak 128 kilometer. Pelabuhan, katanya, dapat mempersingkat jarak tempuh. Bagi Pasaman Barat selama ini, hasil produksi CPO harus dibawa melalui jalur darat menuju Pelabuhan Teluk Bayur Kota Padang.
"Sedangkan jarak antara Pasaman Barat dengan Kota Padang sangatlah jauh, sehingga membutuhkan biaya yang cukup besar," imbuhnya.
Baca juga: Bahas Kelanjutan Pembangunan Pelabuhan Panasahan, Bupati Rusma Datangi Kementerian Perhubungan
Dimana jarak tempuh dari Pasaman Barat menuju Pelabuhan Teluk Bayur di Kota Padang membutuhkan waktu 4,5 jam. Sementara bila menggunakan Pelabuhan Teluk Tapang untuk mengangkut CPO itu hanya 2 jam saja.
Untuk itu dengan adanya Pelabuhan Teluk Tapang tersebut, akan dapat memperpendek waktu pengiriman CPO. Dampak lainnya dengan berkurangnya lalu lintas truk pengakut CPO, juga membuat kondisi ketahanan jalan raya pun lebih lama.
"Nanti bila Pelabuhan Teluk Tapang ini beroperasi juga akan saling terintegritas dengan Pelabuhan Teluk Bayur Padang serta Pelabuhan Labuan Bajau di Kabupaten Kepulauan Mentawai," pungkas Bupati.
Harapan Warga Pasbar
Terpisah, Pj Wali Nagari Air Bangis Media Fitra mengaku sangat menyambut baik kehadiran pelabuhan Teluk Tapang di daerah tersebut. Menurutnya, pembangunan itu suatu harapan besar bagi masyarakat setempat yang nantinya tentu bisa menjadi lapangan pekerjaan.
"Kita sangat menyambut baik dan berterimakasih kepada pemerintah. Harapan kita semoga dengan hadirnya pelabuhan ini kedepan bisa menambah pendapatan daerah, termasuk Nagari Air Bangis," harapnya.Selain itu, Media Fitra yang saat ini juga menjabat sebagai Sekretaris (Dispora) Kabupaten Pasaman Barat berharap agar perekrutan tenaga kerja mengutamakan putra daerah, khususnya putra-putri Kabupaten Pasaman Barat.
Baca juga: Kementerian PUPR Kebut Pembangunan Jalan Akses Pelabuhan Teluk Tapang-Bunga Tanjung
"Ini harapan kita semuanya. Bagaimana nanti putra-putri kita bisa menjadi tenaga kerja di Pelabuhan Teluk Tapang tersebut, yang rencananya akan mulai beroperasi pada tahun 2024 mendatang," harapnya. [rom]