Tanggap Darurat Bencana Sumbar Berakhir Besok, Gubernur Cek Langsung Proses Rekapitulasi Data

Tanggap Darurat Bencana Sumbar Berakhir Besok, Gubernur Cek Langsung Proses Rekapitulasi Data

Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah meninjau langsung proses rekapitulasi data dampak dan penanganan bencana hidrometeorologi yang melanda sejumlah daerah. [Foto: Dok. Biro Adpim Sumbar]

Padang, Padangkita.com – Masa tanggap darurat bencana di Sumatera Barat (Sumbar) akan berakhir besok (8/12/2025). Hingga hari ini (7/12/2025), belum ada keputusan resmi untuk memperpanjang. Sementara hujan masih terus mengguyur yang menyebabkan banjir dan longsor susulan di sejumlah kawasan.

Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah sendiri belum mengeluarkan pernyataan soal rencana perpanjangan masa tanggap darurat bencana. Ia tadi siang, meninjau langsung proses rekapitulasi data dampak dan penanganan bencana hidrometeorologi yang melanda sejumlah daerah di provinsi tersebut.

Mahyeldi menyebut, peninjauan ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan terkini di lapangan dan mengukur evektivitas langkah penanganan yang telah dilakukan.

“Besok masa status tanggap darurat akan berakhir, kesahihan data penting karena akan menjadi dasar pengambilan kebijakan selanjutnya,” tutur Mahyeldi saat melakukan peninjauan ke Posko Terpadu Penanggulangan Darurat Bencana Sumbar, yang berlokasi di Aula Kantor Gubernur Sumbar, Minggu (7/12/2025).

Dalam peninjauan tersebut, Gubernur Mahyeldi didampingi Pangdam XX/Tuanku Imam Bonjol Mayjen TNI Arief Gajah Mada, Sekdaprov Sumbar Arry Yuswandi, Kalaksa BPBD Sumbar Era Sukma Munaf, serta sejumlah perangkat daerah. Mereka bersama-sama mengecek sejumlah titik terdampak dan memastikan kesiapsiagaan tim di lapangan.

Sementara itu, sejauh ini tercatat jumlah masyarakat terdampak mencapai 247.402 jiwa, dengan rincian: 228 orang meninggal dunia, 98 orang hilang, 112 orang luka-luka, serta 20.604 orang mengungsi.

“Kami memastikan seluruh unsur pemerintah daerah bergerak cepat. Penanganan darurat harus diprioritaskan, terutama evakuasi, pembukaan akses jalan, serta distribusi logistik,” tegasnya.

Terkait mitigasi jangka panjang, Gubernur Mahyeldi menyampaikan bahwa Pemprov Sumbar telah menggalakkan penanaman pohon di hutan produktif yang berpotensi rawan bencana. Pemerintah juga telah mengidentifikasi titik-titik rawan longsor dan melarang warga mendirikan bangunan di area tersebut.

Ia menyebut penanaman pohon bambu yang telah dilakukan sejak sembilan bulan lalu merupakan langkah penting, karena tanaman tersebut terbukti mampu menahan aliran air saat curah hujan tinggi.

“Ini sejalan dengan pepatah ‘bagaikan aur dengan tebing’, yang menggambarkan pentingnya saling membantu dan melengkapi. Akar bambu mencengkeram tebing agar tidak longsor, sementara tebing menopang bambu untuk tumbuh,” jelasnya.

Makna pepatah itu, kata Gubernur, mencerminkan pentingnya kerja sama semua pihak dalam menjaga wilayah dari bencana. Pemerintah pun berkomitmen terus berkolaborasi dengan TNI, Polri, instansi terkait, relawan, dan masyarakat.

“Penanggulangan bencana tidak bisa dilakukan satu pihak saja. Kami meminta seluruh pihak tetap siaga, menjaga komunikasi, dan mematuhi arahan petugas di lapangan serta jangan terpengaruh dengan isu-isunyang tidak jelas sumber informasinya,” ia menambahkan.

Sementara itu, Pangdam XX/Tuanku Imam Bonjol Mayjen TNI Arief Gajah Mada menyerahkan secara simbolis empat batang pohon bambu kepada pemerintah provinsi. Itu, kata Pangdam, merupakan simbol energi, edukasi, efisiensi, dan ekonomi dan sinerginya dengan Pemerintah Daerah dalam menjaga kelestarian lingkungan.

“Bambu tumbuh cepat, kokoh, lentur saat diterpa angin, serta memiliki akar kuat yang mampu beradaptasi dengan lingkungan,” ujarnya.

Mayjen Arief menambahkan, Pemprov Sumbar sebelumnya telah melakukan penanaman bambu di beberapa daerah rawan bencana.

“Kami hanya melanjutkan. Salut untuk Gubernur Sumbar yang sudah memulai lebih dulu,” katanya.

Mayjen Arief juga menegaskan bahwa kunjungannya bertujuan untuk menyamakan pola tindakan dalam penanganan korban terdampak bencana hidrometeorologi.

Baca juga: Pemprov Sumbar Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana 25 November - 8 Desember 2025

Hingga kini, ia menyebut, tim gabungan masih melakukan pemantauan dan pendataan kerusakan, sembari memastikan kebutuhan dasar warga terdampak terpenuhi. [*/adpsb]

Baca Juga

Sumbar dan Jeonbuk Perkuat Kolaborasi Internasional lewat Program Bahasa Korea SHHI
Sumbar dan Jeonbuk Perkuat Kolaborasi Internasional lewat Program Bahasa Korea SHHI
Pemprov Sumbar Rilis Kerusakan Material Akibat Bencana Hidrometeorologi, Ini Rinciannya
Pemprov Sumbar Rilis Kerusakan Material Akibat Bencana Hidrometeorologi, Ini Rinciannya
Update Korban Bencana Sumbar: Meninggal 228, Hilang 98, Luka-Luka 112, dan 20.604 Mengungsi
Update Korban Bencana Sumbar: Meninggal 228, Hilang 98, Luka-Luka 112, dan 20.604 Mengungsi
Menteri Nusron Wahid Tinjau Lokasi Bencana dan Salurkan Bantuan di Salareh Aia Timur Agam
Menteri Nusron Wahid Tinjau Lokasi Bencana dan Salurkan Bantuan di Salareh Aia Timur Agam
Wagub Vasko Terima Bantuan Rp5 Miliar dari Raffi Ahmad untuk Pemulihan Pascabencana di Sumbar
Wagub Vasko Terima Bantuan Rp5 Miliar dari Raffi Ahmad untuk Pemulihan Pascabencana di Sumbar
Dukungan Terus Mengalir ke Sumbar, KLH Serahkan 23 Ton Bantuan untuk Korban Bencana
Dukungan Terus Mengalir ke Sumbar, KLH Serahkan 23 Ton Bantuan untuk Korban Bencana