"Yang bakalan jatuh benda dari objek yang lain. Masing-masing objek punya nomor, jadi bisa diketahui pemiliknya," jelasnya.
Baca juga : Lagi, Serpihan Roket Tiongkok Ditemukan di Suliki
Sementara itu, Astronom Indonesia, Avivah Yamani mengatakan lalu lintas sampah satelit di angkasa sangat banyak dan tidak cuma berada di langit Indonesia.
Menurutnya, biasanya lokasi jatuhnya sampah-sampah dari angkasa tersebut adalah di lautan namun dalam pergerakannya bisa terjadi papasan dekat dengan benda lain sehingga merubah sedikit orbit jatuhnya.
Soal tanggal 22 juli diperkirakan akan jatuh serpihan sampah satelit, dia mengatakan hal tersebut kemungkinan bisa terjadi tapi bisa juga bergeser harinya.
"Iya kemungkinan, tapi bisa jadi tidak pas pada tanggal 22 Juli, bisa jadi satu hari sesudahnya," katanya kepada Padangkita.com.
Seperti diketahui, komponen roket milik Republik Rakyat Tiongkok (RRT) jatuh di dua lokasi berbeda di Sumatera Barat, yakni di Kabupaten Agam dan Kabupaten 50 Kota.
“Itu bagian tabung bahan bakar roket RRT Longmach/Chang-Zheng 3 yang digunakan untuk meluncurkan satelit navigasi Beidou M1 pd 13 April 2007,” sebut Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin.