Padangkita.com - Setelah di Kabupaten Agam dan Lima Puluh Kota, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) memprediksi masih ada sampah-sampah satelit (angkasa) yang akan jatuh di Indonesia dalam waktu dekat ini.
Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin mengatakan sampah-sampah satelit yang diperkirakan akan jatuh ke bumi dikarenakan orbitnya telah mencapai ketinggian kritis yakni 120 kilometer.
Berdasarkan data yang dipublikasikan LAPAN, serpihan dari komponen satelit tersebut diperkirakan jatuh di Indonesia pada tanggal 22 Juli 2017.
"Ada beberapa serpihan yang akan jatuh di Indonesia namun tidak bisa dipastikan titik jatuhnya," katanya kepada Padangkita.com, kamis (20/07/2017).
Baca juga:
2 Serpihan Komponen Roket Tiongkok yang Jatuh di Sumbar, Berbahayakah?
Sumbar Masih Berpeluang Ditimpa Sampah Angkasa
Menurut keterangannya, serpihan sampah satelit yang akan jatuh bukan berasal dari komponen roket milik Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang jatuh di Kabupaten Agam dan Kabupaten 50 Kota.
Dia menjelaskan di angkasa terdapat belasan ribu sampah antariksa dan semuanya sudah ada basis data sampah antariksa sehingga bisa dikenali siapa pemiliknya.
"Yang bakalan jatuh benda dari objek yang lain. Masing-masing objek punya nomor, jadi bisa diketahui pemiliknya," jelasnya.
Baca juga : Lagi, Serpihan Roket Tiongkok Ditemukan di Suliki
Sementara itu, Astronom Indonesia, Avivah Yamani mengatakan lalu lintas sampah satelit di angkasa sangat banyak dan tidak cuma berada di langit Indonesia.
Menurutnya, biasanya lokasi jatuhnya sampah-sampah dari angkasa tersebut adalah di lautan namun dalam pergerakannya bisa terjadi papasan dekat dengan benda lain sehingga merubah sedikit orbit jatuhnya.
Soal tanggal 22 juli diperkirakan akan jatuh serpihan sampah satelit, dia mengatakan hal tersebut kemungkinan bisa terjadi tapi bisa juga bergeser harinya.
"Iya kemungkinan, tapi bisa jadi tidak pas pada tanggal 22 Juli, bisa jadi satu hari sesudahnya," katanya kepada Padangkita.com.
Seperti diketahui, komponen roket milik Republik Rakyat Tiongkok (RRT) jatuh di dua lokasi berbeda di Sumatera Barat, yakni di Kabupaten Agam dan Kabupaten 50 Kota.
“Itu bagian tabung bahan bakar roket RRT Longmach/Chang-Zheng 3 yang digunakan untuk meluncurkan satelit navigasi Beidou M1 pd 13 April 2007,” sebut Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin.