Padang, Padangkita.com – Kalangan tokoh agama mendapat kepercayaan paling besar oleh masyarakat di Sumatra Barat (Sumbar) dalam penyebaran atau penyampaian informasi tentang Corona (Covid-19).
Sementara tenaga kesehatan, seperti dokter, bidan dan perawat berada di bawahnya, setelah informasi yang disampaikan Gubernur dan kalangan masyarakat sendiri.
Demikian hasil survei Yayasan Senarai selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat 20 Juli hingga 23 Juli 2021 lalu. Dalam survei ini, Senarai memakai 330 responden yang terdiri dari mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) sejumlah perguruan tinggi negeri dan swasta.
Rincian hasil survei tersebut berasal dari responden mahasiswa Unand 72,6%, Yayasan Perintis 10,9%, UNP 10,6%, UIN Imam Bonjol 3%, Untas 2,1%, UBH 0,3%, dan IAIN Batusangkar 0,3%, serta ada yang tidak menjawab 0,9%.
Mahasiswa yang jadi responden ini melakukan KKN di sejumlah daerah di Sumbar. Paling banyak di Kota Padang 34%, kemudian Kabupaten Agam 15%, Pesisir Selatan 11,5%, Pasaman 9,7%, Dharmasraya 8,8%, Limapuluh Kota 7,1%, Padang Pariaman 4,4%, Kota Solok 4,4%, dan kosong 3,1%.
“Makanya kita berharap kalangan tokoh agama berperan lebih banyak untuk mengedukasi masyarakat,” kata Ketua Yayasan Senarai, dr Andani Eka Putra ketika dihubungi Padangkita.com melalui telepon seluler, Sabtu (24/7/2021)
Hasil survei tersebut telah dirilis Senarai dalam webinar yang menghadirkan kalangan tokoh agama, Jumat (23/4/2021). Dalam webinar tersebut, disebutkan bahwa kalangan tokoh agama telah ikut mendukung protokol kesehatan, khususnya di rumah-rumah ibadah.
Diungkapkan, sekitar 70 persen rumah ibadah di Sumbar, telah menerapkan protokol kesehatan.
Namun demikian, di lapangan ternyata masih banyak rumah ibadah yang belum benar-benar menerapkan protokol kesehatan, seperti menjaga jarak dan memakai masker. Jangankan di daerah pelosok, di Kota Padang dapat dengan mudah ditemukan jemaah di rumah ibadah yang mengabaikan protokol kesehatan.
Dalam survei tentang asesmen perilaku masyarakat beradaptasi pada era new normal itu, juga dibandingkan tingkat penerapan protokol kesehatan di era new normal dengan masa PPKM. Mayoritas responden menjawab memang lebih ketat protokol kesehatan saat PPKM.
Baca juga: PPKM Darurat Berakhir, Kota Padang Masuki PPKM Level 4 hingga 8 Agustus
Soal faktor penyebab masyarakat tidak patuh pada protokol kesehatan, 88,8% responden menjawab karena masyarakat sudah jenuh dengan situasi Covid-19. Kemudian, tentang risiko penularan Covid-19, sebanyak 43,4% responden menjawab cukup berisiko, dan 45,5% kurang berisiko, serta 6,3% sangat berisiko. (*/pkt)