Studi: Kombinasi Anti Malaria dan Antibiotik Efektif Obati Corona

kasus positif covid-19 Indonesia

Ils. [Foto: Shutterstock]

Paris, Padangkita.com - Sebuah studi baru yang dipublikasikan dalam International Journal of Antimicrobial Agents telah menemukan bukti awal bahwa kombinasi hydroxychloroquine, obat anti-malaria populer dan antibiotik azithromycin (alias Zithromax atau Azithrocin) bisa sangat efektif dalam mengobati virus corona dan mengurangi durasi virus pada pasien.

Para peneliti melakukan penelitian pada 30 pasien positif COVID-19. Pasien kemudian dibagi menjadi tiga kelompok, masing-masing diberi hydroxychloroquine saja, kombinasi obat dengan antibiotik, serta kelompok kontrol yang tidak menerima keduanya.

Lampiran Gambar

Grafik perkembangan kondisi pasien positif corona yang diuji dalam penelitian di Perancis.
Hitam: Pasien Kontrol tanpa pemberian obat dan antibiotik.
Biru: Kelompok yang diberi hydroxychloroquine saja.
Hijau: Kelompok yang diberi obat dan antibiotik. [Foto: techcrunch]

Penelitian ini dilakukan setelah laporan dari perawatan pasien Cina menunjukkan bahwa kombo khusus ini memiliki khasiat dalam memperpendek durasi infeksi pada pasien.

30 Pasien yang termasuk dalam penelitian tersebut juga terbagi dalam beberapa kategori, di antaraya: 6 orang yang tidak menunjukkan gejala apa pun, 22 yang memiliki gejala pada saluran pernapasan bagian atas mereka, seperti bersin, sakit kepala dan sakit tenggorokan, dan 8 orang yang menunjukkan gejala saluran pernapasan lebih rendah, kebanyakan batuk.

Baca juga: Dipuji Dunia, Korea Selatan Berhasil Kendalikan Virus Corona

20 dari 30 peserta dalam penelitian yang menerima pengobatan menunjukkan hasil yang efektif pada penggunaan obat hidroksicholoroquine saja. Namun, pengobatan lebih efektif ketika obat tersebut dikombinasikan dengan azitromisin, bahkan margin yang signifikan.

Meski studi ini masih terbatas pada pengujian sampel yang kecil, tapi para peneliti menilai studi ini cukup menjanjikan, apalagi jika dikombinasikan dengan laporan sebelumnya dari pasien di Cina dengan opsi perawatan yang sama.

Para peneliti di seluruh dunia sedang menguji sejumlah perawatan potensial, termasuk serangkaian obat yang digunakan sebelumnya dalam upaya memerangi Ebola, SARS, HIV dan wabah global lainnya.

Sampai saat ini belum ada pengobatan efektif yang dikonfirmasi secara spesifik untuk COVID-19, tetapi pemerintah dan peneliti medis di mana-mana bekerja keras untuk melewati proses pengujian dan persetujuan dalam mencari sesuatu yang setidaknya dapat mengurangi durasi atau keparahan gejala dalam paten.

Pengembangan vaksin juga sedang dilakukan, tetapi setiap vaksin untuk COVID-19 membutuhkan waktu setidaknya 12-18 bulan untuk dapat disetujui dan disebut efektif. (*techcrunch/try).


Baca berita terbaru hanya di Padangkita.com

Baca Juga

Asyik Nongkrong di Warung, 13 Pelajar Diangkut Satpol PP Padang
Asyik Nongkrong di Warung, 13 Pelajar Diangkut Satpol PP Padang
Padang, Padangkita.com - Capaian Vaksinasi Covid-19 di Kota Padang hingga awal 2022 sudah mendekati angka 80 persen, yaitu 79 persen.
Capaian Vaksinasi Tembus 79 Persen, Hendri Septa Sebut Kegiatan Masyarakat di Padang Sudah Mulai Normal
Painan, Padangkita.com - Capaian vaksinasi Covid-19 di Nagari Rawang Gunung Malelo, Kecamatan Sutera, Pessel kini tembus 80 persen.
Berkat Door to Door, Capaian Vaksinasi di Nagari Rawang Gunung Malelo Kini Tembus 80 Persen
Painan, Padangkita.com - Capaian vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) masih jauh dari target.
Capaian Vaksinasi Covid-19 di Pessel Kini Masih 57,5 Persen
Padang, Padangkita.com - Dinkes Kota Padang akan mensurvei sejumlah sekolah untuk memastikan keberlangsungan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Dinkes Padang Akan Survei Sejumlah Sekolah untuk Pastikan Keberlangsungan Pembelajaran Tatap Muka
Pariaman, Padangkita.com - Pemerintah Kota (Pemko) Pariaman telah merilis nama-nama warga yang belum divaksin sama sekali hingga saat ini.
Rilis Nama Warga yang Belum Divaksin, Wako Genius Umar Minta Camat Telusuri hingga ke Desa dan Dusun