Dipuji Dunia, Korea Selatan Berhasil Kendalikan Virus Corona

Virus Corona Korea Selatan

Ils. [Foto: Shutterstock]

Seoul, Padangkita.com - Virus Corona telah menyebabkan lebih dari 8.800 orang di seluruh dunia meninggal dunia, sejumlah negara secara ekstrim dan tegas telah mengambil tindakan mulai dari menutup perbatasan hingga aturan tinggal di rumah untuk mencoba mengekang penyebaran virus corona.

Namun tidak dengan Korea Selatan. Kehidupan di negara yang pernah berada di urutan paling atas kasus corona di luar China itu tampaknya berjalan dengan normal.

Bahkan, Korea Selatan merupakan salah satu negara dengan tingkat korban meninggal terendah dari COVID-19 di dunia, hanya 1 persen.

Lantas apa yang dilakukan Korea Selatan dalam menghadapi corona, sehingga pandemi itu dapat terkendali di negaranya?

Baca juga: Timeline: Perkembangan Pandemi Virus Corona di Dunia

Satu bulan yang lalu pada tanggal 18 Februari, Korea Selatan mendiagnosis pasiennya yang ke-31 dengan COVID-19, dan dia segera dikenal sebagai "penyebar super" di negara itu.

Seorang wanita paruh baya yang ikut serta dalam sidang-sidang massal di sebuah kelompok agama yang disebut Gereja Shincheonji Yesus, Pasien 31 menularkan virus kepada anggota umat beriman lainnya serta penduduk yang tidak curiga dari kota Daegu di tenggara.

Tiba-tiba, kasus coronavirus Korea Selatan berkembang biak 180 kali lipat dalam rentang dua minggu. Pada puncaknya, para ahli medis mendiagnosis lebih dari 900 kasus baru sehari, menjadikan Korea Selatan negara dengan kasus terbesar kedua di dunia.

Namun sekarang, perkembangan virus corona di Korea Selatan mengalami penurunan yang sangat signifikan.

Informasi yang Transparan

Korea Selatan mengklaim keberhasilan negaranya mengendalikan corona karena mampu mengungkapkan informasi secara transparan mengenai perkembangan kasus virus corona.

"Korea Selatan benar-benar membanggakan dirinya karena mampu mengungkapkan informasi secara transparan dan memerangi virus," kata Hwang Seung-sik, seorang ahli epidemiologi dan profesor di Seoul National University, dilansir dari Aljazeera, Jumat (20/3/2020).

Pemberian informasi yang transparan kepada warganya dinilai menjadi salah satu faktor yang mampu menekan penyebaran di mana kesadaran dan kewaspadaan masyarakat akan virus corona meningkat.

Setiap warga negara Korsel yang memiliki ponsel akan menerima peringatan tentang jalur infeksi terdekat sehingga warga dapat menghindari area di mana virus diketahui aktif.

Pada saat yang sama, pemerintah Korea Selatan juga membuat aplikasi berkemampuan GPS untuk memantau mereka yang berada di bawah karantina dan membunyikan alarm jika mereka pergi ke luar.

Wisatawan yang memasuki negara tersebut juga diminta untuk mencatat gejala mereka pada aplikasi yang disponsori negara gingseng tersebut.

Tindakan Cepat

Kasus virus corona di Korea Selatan dapat menjadi pelajaran dalam mengambil tindakan awal dan cepat saat menghadapi virus corona.

Tidak seperti negara lain, Korea Selatan berhasil membalikkan wabah tanpa mengunci kota atau melarang perjalanan di negaranya.

Dr. Roh Kyoung Ho dari Layanan Ausransi Kesehatan Nasional Rumah Sakit Ilsan mengatakan bahwa pemblokiran daerah dan menghentikan pergerakan adalah apa yang dilakukan orang-orang di Abad Pertengahan ketika mereka berurusan dengan Kematian Hitam.

"Itu karena mereka tidak tahu apa yang menyebabkan infeksi pada saat itu dan mereka tidak tahu di mana penyakit itu menyebar," kata Roh.

Presiden Korea Selatan dalam kampanye melawan virus kemudian memperkenalkan istilah jarak sosial atau social distance untuk pertama kali.

Bukan lockdown, pemerintah Korsel menetapkan kebijakan special care zones bagi wilayah paling terdampak Covid-19, seperti di Kota Daegu, Cheongdo dan Gyeongsan.

Korsel juga memastikan kesiapan tenaga medis. Pengerahan tenaga medis dilakukan untuk menutup kekurangan di Kota Daegu dan Provinsi Gyeongsang Utara. Dukungan medis berasal dari kota atau provinsi lain. Pelibatan sukarelawan dokter dan perawat sangat membantu penanganan medis terhadap para pasien.

Sektor ini mendapatkan dukungan juga dari 96 laboratorium pemerintah dan swasta. Laboratorium dimanfaatkan untuk memproses sampel hasil tes. Teknologi laboratorium tersebut mampu melakukan tes secara massif per hari.

Edukasi terhadap masyarakat pun dilakukan dengan masif, sehingga tingkat kesadaran masyarakat akan pencegahan corona pun sangat tinggi.

Tes Massal

keberhasilan Korea Selatan dalam mengendalikan pandemi corona telah mendapat pujian dari seluruh dunia.

Ketika para ilmuwan China pertama kali mempublikasikan urutan genetik virus COVID-19 pada Januari, setidaknya empat perusahaan Korea Selatan diam-diam mulai mengembangkan dan menimbun alat tes bersama pemerintah - jauh sebelum negara itu mengalami wabah pertama.

Pada saat keadaan menjadi buruk, negara ini memiliki kemampuan untuk menguji lebih dari 10.000 orang per hari, termasuk di pusat pengujian drive-through darurat dan bilik telepon konsultasi yang baru ditambahkan di rumah sakit.

Dikabarkan Fortune.com, hingga hari Rabu (19/3/2020), Korea Selatan telah menguji lebih dari 295.000 orang untuk virus korona, melaporkan lebih dari 8.500 infeksi dengan 81 kematian. Secara total, negara ini telah menguji lebih dari 5.000 orang per satu juta warga, yang mewakili tingkat pengujian tertinggi di dunia.

Data dari hasil tes tersebut terbukti mampu membantu pemerintah Korea menanggulangi dan menekan kasus corona. Bahkan, menjadi acuan bagi dunia dalam menghadapi virus corona.

"Dalam epidemiologi, kita perlu memahami berapa banyak virus ini menyebar, siapa yang mendapatkannya, dan siapa yang tidak," kata profesor Ooi Eng Eong, seorang ahli epidemiologi di Universitas Nasional Singapura.

"Dan berkat pengujian ekstensif Korea Selatan, negara ini telah memberi dunia gambaran yang berguna dari virus (corona) meskipun itu bukan gambaran keseluruhan," tambah Ooi. (*/try).


Baca berita terbaru hanya di Padangkita.com

Baca Juga

Asyik Nongkrong di Warung, 13 Pelajar Diangkut Satpol PP Padang
Asyik Nongkrong di Warung, 13 Pelajar Diangkut Satpol PP Padang
Padang, Padangkita.com - Capaian Vaksinasi Covid-19 di Kota Padang hingga awal 2022 sudah mendekati angka 80 persen, yaitu 79 persen.
Capaian Vaksinasi Tembus 79 Persen, Hendri Septa Sebut Kegiatan Masyarakat di Padang Sudah Mulai Normal
Painan, Padangkita.com - Capaian vaksinasi Covid-19 di Nagari Rawang Gunung Malelo, Kecamatan Sutera, Pessel kini tembus 80 persen.
Berkat Door to Door, Capaian Vaksinasi di Nagari Rawang Gunung Malelo Kini Tembus 80 Persen
Painan, Padangkita.com - Capaian vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) masih jauh dari target.
Capaian Vaksinasi Covid-19 di Pessel Kini Masih 57,5 Persen
Padang, Padangkita.com - Dinkes Kota Padang akan mensurvei sejumlah sekolah untuk memastikan keberlangsungan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Dinkes Padang Akan Survei Sejumlah Sekolah untuk Pastikan Keberlangsungan Pembelajaran Tatap Muka
Pariaman, Padangkita.com - Pemerintah Kota (Pemko) Pariaman telah merilis nama-nama warga yang belum divaksin sama sekali hingga saat ini.
Rilis Nama Warga yang Belum Divaksin, Wako Genius Umar Minta Camat Telusuri hingga ke Desa dan Dusun