Padang, Padangkita.com - Vera Deswita, seorang penyuluh pertanian di Kota Padang Panjang akan melaju ke Provinsi Sumatra Barat (Sumbar). Ia merupakan sosok penyuluh pertanian yang telah membantu menyejahterakan para petani di Padang Panjang.
Bahkan, sejak 2019, Vera tak henti-hentinya melakukan transformasi demi para petani. Bahkan, ia telah membuat Rumah Kompos, Toko Tani Indonesia (TTI), dan hidroponik.
Kisah Vera berawal dari limbah organik kotoran kuda yang banyak dihasilkan di sekitar Bancah Laweh, dia mengajak warga sekitar memanfaatkan hal tersebut dengan membuat kompos.
Dengan kerja keras yang menghasilkan manfaat ini, pemerintah daerah memberikan reward sebuah Rumah Kompos untuk bisa digunakan sebaik mungkin.
Rumah kompos yang terletak di RT 12 Kelurahan Koto Panjang, Kecamatan Padang Panjang Timur, Padang Padanh itu, dimanfaatkan Vera bersama kelompok pekerja rumah kompos dalam mengelola dan mengolah kompos dari kotoran kuda tersebut.
Ini membantu para kelompok tani dalam memupuk tanaman mereka dan menghasilkan bahan makanan yang segar dan sehat.
“Kita sangat terbantu dengan adanya rumah kompos ini. Bisa lebih kita manfaatkan untuk para kelompok tani dalam mengolah lahan mereka. Selain itu, juga mengurangi sampah organik yang bertebaran dan membuat lingkungan menjadi kurang sehat,” ujar Vera dikutip dari rilis yang diterbitkan Kominfo Padang Panjang, Sabtu (25/9/2021).
Selain itu Vera bersama kelompok tani juga membuat hidroponik di halaman rumah warga yang tidak punya lahan kosong untuk menanam sayuran.
Hasilnya, hal itu juga bisa dijual di TTI yang berada di Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan).
Vera juga tidak henti-hentinya memberikan penyuluhan kepada kelompok tani untuk bisa memanfaatkan teknologi yang terus berkembang di masa sekarang, untuk memajukan petani di Kota Padang Panjang.
Dalam memperingati Hari Tani Nasional, Kepala Dispangtan Padang Panjang, Ade Nafrita Anassangat berterima kasih dengan adanya penyuluh pertanian berprestasi, seperti Vera.
Vera, kata Ade, telah memberikan pendampingan teknologi budidaya sampai kepada pengolahan dan pemasaran hasil pertanian dan bisa membentuk kelompok-kelompok dan lembaga-lembaga ekonomi di masyarakat.
“Kita berharap ini bisa menjadi motivasi untuk penyuluh pertanian lainnya dan bisa berprestasi pula. Bisa bekerja sesuai dengan tupoksi dan ada nilai inovatif dan kreativitas dalam melaksanakan tugasnya," ujarnya.
Baca juga: Kisah Kakek 71 Tahun di Padang Panjang yang Belajar dari YouTube untuk Bertani Lebih Praktis
Penyuluh berprestasi, upca Ade, merupakan salah satu indikator kinerja dari penyuluh bahwa mereka sudah bisa mendampingi kelompok tani untuk melaksanakan budidaya, sehingga bisa meningkatkan pendapatan mereka. [*/zfk]