Orkes Gumarang pimpinan Asbon Madjid (sebelumnya oleh Anwar Anif dan Alidir), yang telah menerima banyak penghargaan di dalam dan luar negeri, adalah pionir dalam menghibridisasi dan memodernisasi musik dan lagu-lagu Minang dengan irama Latin cha–cha–cha sehingga tampil dalam kualitas baru dan dikenal di tengah-tengah kebudayaan nasional tanpa kehilangan identitatasnya.
Nurseha adalah biduan Orkes Gumarang yang menonjol. Wajah cantiknya dan merdu suaranya seolah menjadi daya pesona khusus grup orkes kebanggaan orang Minang itu.
Dari markasnya di rantau Jakarta, Orkes Gumarang, yang namanya diilhami oleh nama kuda sakti dalam Kaba Cindua Mato, melanglang buana ke berbagai kota di tanah air.
Tahun 1971 Orkes Gumarang tampil di ranah bundanya sendiri: di Padang. Waktu itu warga kota Padang dibuat terpukau oleh penampilan Nurseha dan personil Gumarang lainnya, seperti Syaiful Nawas, Dhira Suhud, Asbon Madjid, Anas Yusuf yang juga memboyong istri bule Jermannya, Ingrid Michel.
Sayangnya, setelah menikah Nurseha tidak terus mengembangkan bakat seninya. Padahal bakat dan talentanya sangat luar biasa.
Dia lebih kerkonsentrasi mengurus keluarga. Si ‘Perkutut Minang’ itu, yang pernah dua kali menikah dalam hidupnya. Beliau meninggal di Jakarta tahun 1980 setelah menderita penyakit lever.
Nurseha telah ikut berjasa mengembagkan pop Minang. Harap diingat bahwa Nurseha lah pencipta lirik lagu pop Minang yang terkenal sampai kini, ‘Ayam den Lapeh’, yang diberi melodi oleh Abdul Hamid.
Oleh karena itu, sudah seyogianya nama Nurseha dicatat dalam sejarah perkembangan indutri pop Minang di tanah air.