Soal Isu Hilal 1 Syawal Jatuh Pada Hari Rabu, Ini Penjelasan BMKG

Berita Padang hari ini dan berita Sumbar hari ini: Penjelasn BMKG soal isu hilal 1 Syawal 1442 Hijriah yang jatuh pada hari Rabu.

Ilustrasi Pengamatan Hilal. [Foto: Dok. BMKG]

Berita Padang hari ini dan berita Sumbar hari ini: Penjelasn BMKG soal isu hilal 1 Syawal 1442 Hijriah yang jatuh pada hari Rabu.

Padang, Padangkita.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merespons terkait isu yang menyatakan bahwa 1 Syawal 1442 Hijriah jatuh pada Rabu (12/5/2021).

Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Rahmat Triyono mengatakan, pihaknya tidak pernah menyatakan tanggal 1 Syawal 1442 H akan jatuh di tanggal tertentu.

"Karena penetapan tanggal 1 Syawal 1442 Hijriah adalah kewenangan Kementerian Agama (Kemenag) RI, akan disampaikan melalui sidang isbat yang digelar pada hari ini," ujar Rahmat dalam rilis yang diterima Padangkita.com, Selasa (11/5/2021).

Untuk penetapan 1 Syawal itu, tegas Rahmat, ditentukan oleh Menteri Agama Republik Indonesia, sesuai Undang-undang (UU) Nomor 31 tahun 2009, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 tahun 2012 dan PP Nomor 11 tahun 2016

"BMKG melaksanakan perhitungan (hisab) dan pengamatan (rukyat). Untuk mendukung penetapan 1 Syawal 1442 Hijriah, di samping rilis hasil perhitungan, kami juga melaksanakan pengamatan selama dua hari yaitu tanggal 11-12 Mei 2021 pada waktu sore hingga malam hari," ungkapnya.

Meskipun demikian, kata Rahmat, berdasarkan pengamatan Hari Selasa (11/5/2021) pada sore hingga malam hari, tidak mungkin hilal terlihat karena konjungsi atau ijtimak hilal belum terjadi dan ketinggian hilal masih negatif (minus).

"Kemudian, potensi terlihatnya hilal pada pengamatan hilal tanggal 12 Mei 2021 antara sedang hingga besar. Perlu ditegaskan, bahwa pengamatan hilal selalu dilakukan sore hingga malam hari, demikian juga pengamatan tanggal 12 Mei 2021, juga dilaksanakan pada sore hingga malam hari," tegasnya.

Rahmat menjelaskan, proses atau mekanisme pengamatan (rukyatul hilal) oleh BMKG untuk mendukung penentuan awal bulan Qomariah (Hijriyah) dimulai tiga jam sebelum matahari terbenam, antara sore atau magrib hingga 30 menit setelah bulan terbenam dengan memanfaatkan teleskop yang dihubungkan dengan komputer dan kamera serta dipadukan dengan teknologi informasi.

"Saat pengamatan dilaksanakan, kecerlangan cahaya hilal akan direkam oleh detektor yang dipasang pada teleskop yang secara otomatis mengikuti berubahnya posisi bulan di ufuk barat," jelasnya.

Dengan teknologi informasi, papar Rahmat, data tersebut langsung dikirim ke server di BMKG Pusat, untuk kemudian disimpan dan disebarluaskan kepada masyarakat secara online atau live streaming ke seluruh dunia melalui situs www.bmkg.go.id/hilal.

Baca juga: Tarekat Naqsabandiyah Kota Padang Tetapkan 1 Syawal Besok

"Sehingga masyarakat luas dapat ikut melihat hilal penentu awal bulan Syawal 1442 Hijriah pada hari Selasa (11/5/2021) dan Rabu (12/5/2021) dari sore hingga malam hari," katanya. [*/zfk]


Baca berita Padang hari ini dan berita Sumbar hari ini hanya di Padangkita.com.

Baca Juga

Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Gubernur Mahyeldi Imbau Warga dan Pemudik Waspada
Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Gubernur Mahyeldi Imbau Warga dan Pemudik Waspada
Gempa Guncang Kepulauan Mentawai dan Pesisir Sumatera Barat Pagi Ini
Gempa Guncang Kepulauan Mentawai dan Pesisir Sumatera Barat Pagi Ini
Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Pariaman, Warga Diimbau Waspada Gempa Susulan
Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Pariaman, Warga Diimbau Waspada Gempa Susulan
Alat Peringatan Dini Galodo Berbasis Komunitas di Sumbar Dipasang Tahun Ini, Begini Cara Kerjanya
Alat Peringatan Dini Galodo Berbasis Komunitas di Sumbar Dipasang Tahun Ini, Begini Cara Kerjanya
Usai Bertemu Kepala BMKG, Mahyeldi Imbau Masyarakat Jauhi Zona Merah Banjir-Longsor
Usai Bertemu Kepala BMKG, Mahyeldi Imbau Masyarakat Jauhi Zona Merah Banjir-Longsor
Anomali Cuaca, Ketua DPD RI Minta Pemda Koordinasi Mitigasi dengan BRIN dan BMKG
Anomali Cuaca, Ketua DPD RI Minta Pemda Koordinasi Mitigasi dengan BRIN dan BMKG