Sistem Pendidikan Indonesia Tertinggal 128 Tahun dari Negara Maju

Sistem Pendidikan Indonesia Tertinggal 128 Tahun dari Negara Maju

Siswa Sekolah Dasar (Foto: sekolahdasar)

Lampiran Gambar

Siswa Sekolah Dasar (Foto: sekolahdasar)

Padangkita.com - Metode pendidikan di Indonesia dinilai tertinggal dan terlalu lama menoton. Butuh 128 tahun untuk bisa menyamai pencapaian yang diperoleh negara-negara maju saat ini sebagaimana ditulis oleh seorang profesor dari Harvard. Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda, Sabtu (28/10/2017).

Menurut Presiden, sistem pendidikan di Indonesia harus dirombak dan jangan terjebak pada rutinitas harian. Selain itu juga menurutnya problem pendidikan di Indonesia disebabkan geografi Indonesia yang terdiri dari puluhan ribu pulau.

"Problem besar kita, adalah geografi kita yang berpulau-pulau, 17.000 Pulau. Tidak mudah menjangkau dari pusat ke daerah, terutama yang berkaitan dengan pendidikan," kata Presiden dikutip dari setkab, Senin (30/10/2017).

Untuk itu, Presiden sependapat, bahwa salah satu hal yang paling cepat sebetulnya yang dipakai adalah memperbaiki aplikasi, dengan aplikasi sistem.

“Saya kira perubahan akan nampak kalau kita berani menggunakan aplikasi-aplikasi sistem yang memang memudahkan anak-anak untuk belajar, dan saya paling senang kalau anak-anak kita ini tidak belajar di ruangan saja,” tutur Presiden Jokowi.

Presiden memberi contoh, misalkan anak-anak SD (Sekolah Dasar) kenapa tidak dibawa ke kantor bank biar mengerti mengenai sistem keuangan, kenapa tidak diajak ke misalnya pabrik garmen untuk melihat sebetulnya yang namanya pabrik itu apa. Bisa saja diajak ke museum untuk mengenalkan sejarah secara riil, mengenalkan artefak-artefak lama yang konkret.

“Kita sudah terlalu lama selalu belajar di ruangan. Kalau saya senangnya ya 60:40, 40 di ruangan, 60 nya di luar ruangan,” ujar Presiden Jokowi seraya menambahkan, anak-anak harus dihadapkan pada problem-problem, dihadapkan pada tantangan-tantangan, dihadapkan pada masalah masalah.

“Jangan hanya rutinitas seperti yang telah kita kerjakan bertahun-tahun. Kalau kita berani berubah seperti itu, tantangan-tantangan ini akan secara cepat bisa kita hadapi,” ucap Presiden Jokowi.

Menurut Presiden, anak harus langsung dihadapkan pada tantangan, dihadapkan pada masalah, dihadapkan pada problem-problem yang riil, yang ada sesuai dengan level masing-masing. SD dengan SMP yang berbeda dong, SMP dengan SMA yang berbeda, SMA dengan Universitas juga berbeda-beda.

“Saya kira kalau ini bisa kita kerjakan, apalagi dengan aplikasi sistem yang bisa menjangkau sampai daerah-daerah terpencil, sampai pulau-pulau terluar kita, itu akan lebih cepat perubahan itu,” kata Presiden meyakini seraya menyampaikan terima kasih atas masukannya dari Ruang Guru.

Presiden berjanji nantinya akan mengundang Belva, pemberi usul ke Istana, dan mempertemukan dengan Menteri Pendidikan, agar ide-ide perubahan, ide-ide mengubah sesuatu yang sudah lama, monoton, dan rutinitas itu langsung bisa segera dibantu, diubah.

Tag:

Baca Juga

Kumpulkan Semua Guru SD dan SMP, Roberia Tegaskan soal Pungli dan Kesejahteraan Guru
Kumpulkan Semua Guru SD dan SMP, Roberia Tegaskan soal Pungli dan Kesejahteraan Guru
Promo Khusus Pinjaman Tahun Ajaran Baru 2024 Bank Nagari, Dapatkan ‘Cashback’ Menarik!
Promo Khusus Pinjaman Tahun Ajaran Baru 2024 Bank Nagari, Dapatkan ‘Cashback’ Menarik!
Daya Tampung SD dan SMP di Kota Pariaman Lebihi Jumlah Siswa yang Mendaftar
Daya Tampung SD dan SMP di Kota Pariaman Lebihi Jumlah Siswa yang Mendaftar
PSPK Apresiasi Kolaborasi yang Dibangun Pemkab Pesisir Selatan di bidang Pendidikan
PSPK Apresiasi Kolaborasi yang Dibangun Pemkab Pesisir Selatan di bidang Pendidikan
Pemprov Sumbar Siap Dukung Prestasi Siswa hingga Level Tertinggi
Pemprov Sumbar Siap Dukung Prestasi Siswa hingga Level Tertinggi
Sejumlah Sekolah Swasta di Padang Kekurangan Rombel, Kadisdikbud: Branding dengan Prestasi
Sejumlah Sekolah Swasta di Padang Kekurangan Rombel, Kadisdikbud: Branding dengan Prestasi