Seorang Mahasiswa Palestina Bebas Setelah 15 Bulan Ditangkap dan Ditahan Israel

Seorang Mahasiswa Palestina Bebas Setelah 15 Bulan Ditangkap dan Ditahan Israel

Mays Abu Ghosh, Mahasiswa Jurnalistik Palestina yang bebas setelah ditahan Israel selama 15 tahun. [Foto: Aljazeera]

Padangkita.com - Seorang mahasiswa Palestina berusia 22 tahun akhirnya dibebaskan pada hari Senin (30/11/2020) waktu setempat setelah 15 bulan ditangkap dan ditahan di penjara Israel.

Gadis bernama Mays Abu Ghosh tersebut merupakan seorang mahasiswa jurusan jurnalistik di Universitas Birzeit, Palestina.

Dilansir dari Aljazeera, ia ditangkap pada Agustus 2019 dan didakwa sebagai anggota Tiang Mahasiswa Progresif Demokratik, sebuah blok mahasiswa yang dilarang oleh perintah militer Israel, dan mengambil bagian dalam kegiatan mahasiswa melawan pendudukan Israel.

Abu Ghosh juga dituduh "berkomunikasi dengan musuh" - dia mengambil bagian dalam konferensi tentang hak kembali Palestina - dan berkontribusi pada kantor berita yang diduga berafiliasi dengan Hizbullah.

Abu Ghosh didenda 2.000 shekel (atau sekitar 8,4 Juta rupiah) dan dibebaskan dari penjara Damon di pos pemeriksaan Jalameh, sebelah utara kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki secara ilegal, tempat keluarga dan teman-temannya menerimanya.

Beberapa kelompok hak asasi manusia mengatakan Abu Ghosh memberi tahu mereka tentang penyiksaan fisik dan psikologis yang dideritanya selama lebih dari sebulan di pusat interogasi Maskobiyeh yang terkenal kejam di Yerusalem.

Menurut laporan kelompok tersebut, Abu Ghosh juga dipaksa ke beberapa posisi stres selama berjam-jam dan diancam akan pulang karena lumpuh atau mentalnya rusak.

Baca juga: Erdogan dan Raja Salman Sepakat Perbaiki Hubungan Turki-Arab Saudi

Dia juga dipaksa untuk mendengarkan tangisan dan jeritan tahanan lain yang menjalani interogasi, dan menghadapi tamparan berulang kali di wajahnya saat tentara Israel meneriakkan kata-kata kotor padanya.

"Saya ingin memberi tahu semua orang apa yang terjadi dengan saya selama masa interogasi dan penyiksaan," kata Abu Ghosh, dilansir dari Aljazeera, Senin (1/12/2020).

"Bukan sebagai sesuatu yang telah terjadi pada saya, tetapi untuk setiap orang Palestina yang tahu apa yang diharapkan ketika Israel menangkap mereka," tambahnya.

Abu Ghosh menambahkan, ada pesan yang dia bawa dari narapidana wanita lainnya adalah salah satu "persatuan nasional".

“Mereka juga punya tuntutan terkait kondisi kehidupan, terutama yang menjalani hukuman lama,” ujarnya. Kamera di halaman penjara menyala sepanjang waktu dan melanggar privasi mereka.  [*/try]


Baca berita terbaru hanya di Padangkita.com

Tag:

Baca Juga

Aksi Solidaritas Palestina, Agenda Terdekat BKSAP Dukung Kebijakan Diplomasi Luar Negeri
Aksi Solidaritas Palestina, Agenda Terdekat BKSAP Dukung Kebijakan Diplomasi Luar Negeri
Apresiasi Pidato Presiden Prabowo soal Kemandirian Bangsa dan Kemerdekaan Palestina
Apresiasi Pidato Presiden Prabowo soal Kemandirian Bangsa dan Kemerdekaan Palestina
PBB Seharusnya Jatuhkan Sanksi Keras kepada Israel yang Menyerang Pasukan Perdamaian
PBB Seharusnya Jatuhkan Sanksi Keras kepada Israel yang Menyerang Pasukan Perdamaian
Netty Aher Dorong Pemerintah Indonesia lebih Berani Mendukung Kemerdekaan Palestina
Netty Aher Dorong Pemerintah Indonesia lebih Berani Mendukung Kemerdekaan Palestina
Bertambah 1 Orang, Kini 4 WNI Asal Sumbar telah Berhasil Dievakuasi dari Lebanon
Bertambah 1 Orang, Kini 4 WNI Asal Sumbar telah Berhasil Dievakuasi dari Lebanon
Mahmoud Abbas Puji Prabowo, Andre Rosiade: Paling Konkret Membantu Palestina
Mahmoud Abbas Puji Prabowo, Andre Rosiade: Paling Konkret Membantu Palestina