Padang, Padangkita.com - Seniman patung Asnam Rasyid mengkritik keberadaan sejumlah monumen di Kota Padang baik berupa tugu dan patung yang dicat warna-warni.
Menurut mantan Kepala Taman Budaya Sumatra Barat (Sumbar) ini, monumen seharusnya dicat satu warna karena sudah mengandung relief.
"Bentuk relief akan muncul sendiri dari cekung dan cembungnya, bukan dari warna," ujar Asnam ketika berbincang dengan Padangkita.com, Jumat (24/9/2021).
Saat ini, sejumlah monumen di Padang tampak dicat warna yang mencolok.
Pantauan Padangkita.com, Monumen Padang Area di Simpang Haru, misalnya, memiliki warna dasar putih, tapi relief-nya dicat merah dan hijau. Begitu pula Monumen Pertempuran Pertama di Rimbo Kaluang yang relief-nya dicat kuning dan cokelat.
Asnam Raysid mengatakan, warna asli monumen tidak sebaiknya diubah. Pengecatan dengan banyak warna memberi kesan Pemerintah Kota (Pemko) Padang tidak menghargai pencipta karya seni dan estetika dari karya seni.
"Monumen kan karya seni pencipta. Seluruh aspeknya baik bentuk dan warna harusnya jangan diubah. Hal tersebut tidak etis dan tentu merusak estetika karya," terangnya.
Oleh sebab itu, kata Asnam, Pemerintah Kota Padang harus memgembalikan warna asli monumen di Padang. Jika tidak, maka akan menjadi catatan buruk bagi Kota Padang.
Baca juga: Sejarah Monumen Linggarjati di Tabing yang Hilang Digusur Jembatan
"Orang yang mengerti karya seni tentu akan menertawakan kita. Kok rendah sekali apresiasi kita terhadap karya seni. Padahal, Padang memiliki institusi seni dan seniman," pungkasnya. [den/pkt]