
Bulog menjual cabai merah dalam operasi pasar selama Ramadan di Padang (Foto: Aidil Sikumbang)
Padangkita.com – Seminggu memasuki bulan ramadan tahun ini, Sumatera Barat mengalami deflasi sebesar 0,09 persen, berkat stabilnya harga kebutuhan pokok secara umum.
Kepala Bank Indonesia Sumbar Puji Atmoko mengatakan di bulan Mei Sumbar mengalami deflasi 0,09 persen dan bertolak belakang dengan kondisi nasional yang inflasi 0,39 persen.
“Deflasi ini tabungan bagi laju inflasi Sumbar tahun ini. Meski tidak sedalam bulan lalu yang deflasi 0,30 persen, tetapi sudah cukup stabil,” katanya, Sabtu (3/6/2017).
Secara tahunan, laju inflasi Sumbar tercatat 4,85 persen atau sudah melaju di atas rata-rata inflasi nasional yang hanya 4,33 persen.
Per Mei 2017, deflasi bulanan Sumbar tercatat sebagai yang tertinggi ke 5 dari 7 provinsi yang mengalami deflasi.
Menurutnya, deflasi Sumbar disumbang turunnya harga pada kelompok bahan pangan bergejolak (volatile food) dan kelompok inti.
Beberapa komoditas yang menunjukan penurunan stabilitas harga selama awal ramadan ini adalah bawnag merah, cabai merah, beras, dan daging ayam ras.
Apalagi, Sumbar juga mengalami kelimpahan stok untuk komoditas bawang merah, beras, dan cabai merah karena sudah memasuki musim panen. Begitu juga dengan aksi operasi pasar yang dilakukan Bulog bersama pemda.
Sementara itu, dua kota yang menjadi barometer ekonomi Sumbar, Padang dan Bukittinggi masing-masing mengalami deflasi 0,04 persen dan 0,44 persen.
Puji mengharapkan inflasi Sumbar sepanjang tahun ini kian terjaga dengan memaksimalkan peran tim pengendalian inflasi daerah (TPID) di seluruh kabupaten/kota.
Sekaligus memastikan ketersediaan pasokan barang dan kelancaran distribusi, terutama saat permintaan naik seperti momen ramadan dan lebaran.