Padangkita.com - Peristiwa jatuhnya dua serpihan komponen roket milik Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang jatuh di Kabupaten Agam dan Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat bukanlah hal yang pertama yang terjadi di Indonesia.
Dua serpihan komponen yang ditemukan tersebut adalah bekas tabung bahan bakar roket yang jatuh di Nagari Sungai Batang, Kabupaten Agam dan lempengan logam berwarna hitam panjang lebih kurang 180 cm lebar lebih kurang 40 cm ditemukan di Padangtih Jorong Lakuang, Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten 50 Kota.
Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin, menyebutkan sampah luar angkasa yang jatuh tersebut adalah bagian dari roket Chang Zheng 3-A yang digunakan untuk meluncurkan satelit Beidou M1. Satelit navigasi milik China itu diluncurkan pada 13 April 2007.
LAPAN pun memprediksi ada sampah angkasa akan jatuh lagi ke bumi Indonesia besok, Sabtu (22/07/2017). Hal ini dibenarkan oleh Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin.
Baca juga:
Tanggal ini, LAPAN Prediksi Sampah Angkasa Jatuh Lagi di Indonesia
Ini Keterangan Sampah Angkasa Yang Diprediksi LAPAN Jatuh Besok
“Ada beberapa serpihan yang akan jatuh di Indonesia namun tidak bisa dipastikan titik jatuhnya,” bilang Thomas kepada Padangkita.com, semalam.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) baru mencatat dan mengidentifikasi telah terjadi empat kali peristiwa jatuhnya sampah antariksa di Indonesia dan yang terjadi kemarin merupakan catatan yang kelima.
Dikutip dari Situs LAPAN, kali pertama sampah satelit jatuh di Indonesia terdeteksi pada tahun 1981 yakni saat bekas roket Rusia jatuh di Gorontalo. Data Kedua yakni pada saat sampah bekas roket milik rusia yang jatuh di Provinsi lampung pada tahun 1988.
Ketiga, pada tahun 2003 saat bekas roket Republik Rakyat Tiongkok jatuh di Bengkulu.Yang keempat terjadi pada September 2016, dimana serpihan sampah bekas roket Amerika Serikat jatuh di Sumenep, Madura.
Sedangkan yang terakhir terjadi pada 18 Juli di mana dua benda yang diduga merupakan serpihan komponen roket milik Tiongkok jatuh di Agam dan 50 kota, Sumatera Barat.
Astronom Avivah Yamani menyebutkan, benda yang jatuh di Sumbar kemarin tergolong sampah antariksa. Menurutnya, ada ribuan satelit yang mengeliling bumi, dan memiliki keterbatasan masa pakai.
Sehingga satelit-satelit tersebut juga sangat berpotensi melahirkan sampah antariksa yang sewaktu-waktu jatuh ke kolong bumi.
Jika demikian, bagaimana peluang Sumbar ketiban sampah antariksa kedepannya?
Avivah menjelaskan, sebelum Sumatera Barat, pada 30 September tahun lalu sampah angkasa jatuh di Madura. Hal ini menggambarkan, bahwa bumi Indonesia tidak luput dari sampah angkasa.