Sekolah Lapangan "Rimba", Penyuluhan Petani Zaman Now

Sekolah Lapangan "Rimba", Penyuluhan Petani Zaman Now

Sekolah Lapangan (SL)

Lampiran Gambar

Sekolah Lapangan (SL)  "Rimba" Petani Sawit dan Karet di Balai Jorong Koto Agung, Nagari Sungai Duo, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Selasa (19/12/207). (Foto: J Sastra)

Padangkita.com - Selama ini penyuluhan terhadap petani terkesan hanya memberikan semacam ceramah kepada para petani. Pemerintah menghadirkan beberapa pakar yang kemudian memberikan materi bahwa petani harus begini atau begitu.

Hal berbeda diterapkan oleh World Wide Fund for Nature (WWF) yang berkerja sama dengan Yayasan FIELD Indonesia dalam memberikan pelatihan kepada petani. Dengan didanai oleh MCA, lembaga nonpemerintah tersebut memberikan sekolah lapangan (SL) "Rimba" kepada para petani sawit dan petani karet di Dharmasraya.

Trainer FIELD Indonesia Triyanto PA mengatakan, SL ini merupakan pembaruan dari metode penyuluhan lama. Dalam metode lama, petani diposisikan sebagai peserta pasif sehingga tidak merasakan langsung materi yang diterima dari trainer. Peserta cenderung akan menerima saja apa yang disampaikan oleh pemateri tanpa ada umpan balik.

"Dalam sekolah lapangan "Rimba" komunikasi berlangsung dua arah. Para peserta dalam setiap pertemuan secara bergantian jadi pemateri dipandu oleh petani pemandu yang sebelumnya telah mengikuti pelatihan. Para peserta SL secara langsung turun ke lapangan, mengamati permasalahan, kemudian secara bersama mendiskusikan solusi dari permasalahan tersebut," kata Triyanto di sela-sela hari temu lapangan Sekolah Lapangan "Rimba" Petani Sawit dan Karet di Balai Jorong Koto Agung, Nagari Sungai Duo, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Selasa (19/12/207).

Triyanto melanjutkan, dengan pola pelatihan seperti ini para petani akan bisa belajar dari pengalaman mereka selama bekerja. Solusi yang dihasilkan di dalam pertemuan, langsung dipraktikkan di lapangan. Terlepas dari benar atau salah solusi yang diterapkan, para petani bisa belajar dari permasalahan yang mereka temukan. Selain itu, para petani juga diberikan asupan materi soal aliran nutrisi tanaman, tanah, bibit, analisis usaha, dampak pestisida terhadap pertanian, dan sebagainya.

Perwakilan FIELD Indonesia lainnya Heriyanto mengatakan, hari temu lapangan sekolah lapangan "Rimba" ini dihadiri sekitar 200 orang perwakilan petani yang tergabung dalam 11 SL (4 SL sawit dan 7 SL karet) yang tersebar di 9 Nagari dari 6 Kecamatan di Kabupaten Dharmasraya serta 16 orang petani pemandu lapangan SL yang juga berasal dari petani karet dan sawit di daerah tersebut.

"Tujuan kegiatan ini untuk menyebarluaskan informasi dan pengalaman yang didapatkan para peserta SL kepada masyarakat luas," kata Heriyanto.

Sekolah lapangan telah dimulai sejak Maret tahun ini dan berakhir pada akhir Oktober/awal November. Tiap-tiap SL terdiri atas 25 peserta dan berlangsung sebanyak 10 pertemuan.
Manajer Program Kluster I, Program Rimba WWF MCAI M. Yudi Agusrin Syahir mengatakan temu ramah Sekolah Lapangan "Rimba" ini merupakan tahapan yang ditempuh Program RIMBA, untuk mewujudkan Ekonomi Hijau di Koridor RIMBA dengan fasilitasi pendanaan dari Millenium Challenge Account Indonesia (MCA-Indonesia).

Tujuan besar dari Program RIMBA (Riau, Jambi dan Sumatera Barat) adalah untuk perlindungan keanekaragaman hayati dan peningkatan cadangan karbon di lanskap kritis RIMBA dengan meningkatkan keterhubungan ekosistem melalui pembangunan ekonomi hijau. Sejalan dengan hal tersebut, penghidupan masyarakat akan meningkat (baik melalui ekonomi kreatif, peningkatan akses terhadap sumberdaya alam dan pengurangan keterancaman), pelaku usaha akan menjadi lebih lestari dan tiga pilar pembangunan hijau; masyarakat, ekonomi dan lingkungan akan didukung oleh perbaikan tata kelola berbasis masyarakat.

(J Sastra)

Baca Juga

Riyono Ungkap 10 Dampak Serius Ekspor Pasir Laut, Mulai dari Ekologis hingga Konflik Sosial
Riyono Ungkap 10 Dampak Serius Ekspor Pasir Laut, Mulai dari Ekologis hingga Konflik Sosial
Launching Buku 'Green Democracy', Sultan: Semangat Wujudkan Keseimbangan
Launching Buku 'Green Democracy', Sultan: Semangat Wujudkan Keseimbangan
Pj Wali Kota Padang Terima Penghargaan Nirwasita Tantra
Pj Wali Kota Padang Terima Penghargaan Nirwasita Tantra
Limapuluh Kota – Warsi Kerja Sama Pengendalian Dampak Perubahan Iklim Bersama Masyarakat
Limapuluh Kota – Warsi Kerja Sama Pengendalian Dampak Perubahan Iklim Bersama Masyarakat
Sumbar Dapat Hibah ‘Reward’ Penurunan Emisi Karbon Rp53 Miliar dari BPDLH Kemenkeu
Sumbar Dapat Hibah ‘Reward’ Penurunan Emisi Karbon Rp53 Miliar dari BPDLH Kemenkeu
Pj Wako Pariaman Roberia Minta SMA-SMK Hasilkan Karya dari Daur Ulang Sampah
Pj Wako Pariaman Roberia Minta SMA-SMK Hasilkan Karya dari Daur Ulang Sampah