Padangkita - Rumah Sakit Pendidikan Universitas Andalas (Unand) resmi beroperasi setelah soft lauching, Rabu 29 Maret 2017. Riset menjadi ciri khas utama RS Unand ini.
"Hari ini kami mulai beroperasi," ujar Rektor Unand Tafdil Husni usai menggelar soft launcing di Kampus Unand, Limau Manis, Kota Padang, Rabu 29 Maret 2017.
Tafdil mengatakan, rumah sakit ini mengadopsi konsep rumah sakit universitas di Amerika dan Eropa. Tujuannya untuk menciptakan layanan kesehatan dan berkualitas, dalam meningkatkan mutu lulusan tenaga kesehatan, khususnya dokter dan pengembangan riset klinis.
Baca Juga : Ini Keunggulan Rumah Sakit Unand
Kata dia, RS Unand ini akan mengembangkan berbagai riset translasional pada berbagai bidang kajian, termasuk pengembangan obat-obatan herbal. Jangka panjang rumah sakit ini berupaya menjadi salah satu pusat Clinical Trial nasional yang terakrediasi internasional pada tahun 2020.
"Konsep ini diharapkan akan mendukung percepatan kemandirian bangsa terhadap bahan dan peralatan kesehatan," ujarnya.
RS Unand ini didukung 275 tenaga medis, keperawatan, medik lainnya dan nonmedik yang akan meningkat secara bertahap sesuai dengan perkembangan pasien. Diperkirakan saat operasional penuh tenaga rumah sakit mencapai angka idealnya sekira 450 orang.
Rumah sakit yang terletak di komplek kampus Unand Limau Manis Padang itu, memberikan pelayanan rawat jalan dan inap. Rawat jalan memiliki fasilitas poliklinik lengkap untuk semua disiplin ilmu kedokteran, seperti penyakit dalam, bedah, kebidanan/penyakit kandungan, THT, mata, syaraf, jantung, paru, anak, kulit dan kelaman, serta giri dan mulut. Juga ada poli khusus seperti klinik nyeri, berhenti merokok, dan neonatal emergensi komprehensif (PONEK), radioterapi, kemoterapi, hemodialisa, dan fisioterapi.
"Poliklinik juga dilengkapi fasilitas canggih, seperti echocardiografi, treadmil dan EKG pada poli jantung, USG 4 dimensi dan kolposkopi pada kebidana, EAGdan EMG pada poli syaraf, spiromenteri pada paru dan audiomentri pada THT," ujarnya.
Sedangkan untuk layanan rawat inap, rumah sakit dengan gedung berlantai empat ini memiliki 200 tempat tidur. Terbagi atas rawat inap kelas I, II, III dan VIP, serta rawat intensif, seperti HCU, ICU/CVCU, PICU, dan NICU.
RS Unand juga memiliki enam ruang operasi yang modern. Terdiri dari ruangan tindakan jantung yang dilengkapi fasilitas Cath Lab, ruang operasi mata dengan mesin Phaco dan ruang operasi tulang. Rumah sakit ini juga memiliki fasilitas laboratorium, seperti Patologi klinik, Patalogi Anatomi, Molekular, Sitogenetik, dan Parasitologi.
Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek Dikti Ali Ghufron Mukti mengatakan, RS Unand ini diharapkan mampu meningkatkan kesehatan masyarakat dan pengetahuan di bidang pendidikan kedokteran. Rumah sakit ini harus memberikan pelayanan profesional kepada masyarakat.
"Membangun integritas spritual dan integritas moral dalam meningkatkan layanan kesehatan kepada masyarakat, sebagai wujud pelayanan profesional di rumah sakit ini," ujarnya Rabu 29 Maret 2017.
Kata dia, Kemenristik Dikti berencana mendirikan 24 rumah sakit perguruan tinggi. Saat ini yang sudah beroperasi 12 rumah sakit, termasuk Unand. Kemenristik Dikti juga berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dalam pembangunan rumah sakit tersebut.
"Kami telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 20 miliar untuk biaya operasional rumah sakit Unand ini," katanya.
Gubernur Irwan Prayitno mengatakan, rumah sakit ini memiliki banyak dokter ahli, spesialis, serta memiliki fasilitas teknologi yang lebih baik dari rumah sakit lainnya di Sumatera Barat. Ia berharap kehadiran RS Unand ini akan meningkatkan pemberian pelayanan kesehatan di Sumatera Barat.
Menurutnya, pengembangan penelitian kesehatan diperlukan untuk menciptakan SDM kesehatan yang lebih baik dan untk mengatasi penyakit yang juga berkembang di tengah masyarakat. Makanya RS Unand harus mampu memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik dan profesional.
"Kami melihat mutu pelayanan kesehatan di Sumatera Barat sudah di atas rata-rata, kelebihan rumah sakit Unand ini adalah karena fungsinya sebagai memberikan pelayanan kesehatan, sebagai pengembangan pendidikan bidang kesehatan dan sebagai pengembangan penelitian bidang kesehatan, obat-obatan atau teknik pengobatan yang lebih baik," ujarnya.