Padang, Padangkita.com – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Rasidin Padang kekurangan tenaga kesehatan (nakes), di antaranya 40 perawat, 6 dokter umum, radiographer dan tenaga analisis.
Sekarang, untuk menutupi kebutuhan penanganan pasien, sumber daya manusia (SDM) yang ada terpaksa bekerja lebih panjang. RSUD dr. Rasidin menambah jam kerja para nakes khususnya yang menangani pasien Covid-19. Jika sebelumnya setiap sif bekerja 3 sampai 4 jam, kini diperpanjang menjadi 6 jam.
Direktur RSUD dr. Rasidin, Herlin Sridiani mengatakan, kebutuhan penambahan tenaga kesehatan (nakes) sejalan dengan bertambahnya fasilitas perawatan di rumah sakit milik Pemko Padang, ini.
Tambahan tenaga perawat, kata Herlin, memang sangat mendesak. Saat ini, lanjut dia, terdapat 100 tenaga perawat. Jumlah itu makin berkurang, karena ada yang terkonfirmasi positif Covid-19.
"Kita sudah pernah coba rekrut, tapi hanya 25 persen (dari kebutuhan) yang mendaftar. Selain perawat, kita juga akan menambah enam dokter umum, radiographer dan tenaga analisis," kata Herlin saat kunjungan Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah ke RSUD Rasidin, Selasa (27/7/20201).
Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Arry Yuswandi yang ikut mendampingi gubernur menyebutkan, kekurangan nakes ini juga akibat bertambahnya rumah sakit atau fasilitas yang ditunjuk menjadi tempat isolasi pasien Covid-19, di antaranya di Asrama Haji Tabing dan Rumah Sakit Paru, Padang Pariaman.
Terkait masalah kekurangan nakes tersebut, Mahyeldi menyatakan akan mengoordinasikan dengan bupati dan wali kota lainnya yang memiliki kelebihan SDM.
Sebab, kata Mahyeldi, rumah sakit di Padang tidak hanya melayani pasien dari Kota Padang, namun juga dari kabupaten/kota lain bahkan provinsi tetangga.
Sementara itu, soal penanganan pasien Covid-19 di RSUD Rasidin, Mahyeldi menilai sudah cukup baik. Ketersediaan oksigen medis, kata dia, juga tidak ada kendala karena telah berkerja sama dengan pihak ketiga yang menyuplai.
“Yang perlu dukungan hanya masalah SDM. Kita akan coba koordinasikan dengan kabupaten/kota yang surplus SDM-nya untuk bisa mengirim ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya yang membutuhkan SDM. Mungkin dari Solok Selatan, misalnya, atau dari kabupaten/kota lain. Untuk penanganan Covid-19 ini memang perlu tenaga yang terampil, tidak bisa yang baru," ujar Mahyeldi.
Baca juga: Gubernur Mahyeldi Tinjau Kesiapan RSUD Rasidin Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19
Saat ini, pasien terkonfirmasi Covid-19 yang dirawat di RSUD dr. Rasidin berjumlah 70 orang. Sementara bed atau tempat tidru yang tersedia sebanyak 94 bed. (*/pkt)