Bukittinggi, Padangkita.com – Pemerintah Kota (Pemko) Bukittinggi menunda pembelajaran tatap muka pada semua tingkatan sekolah yang rencananya dimulai 18 Agustus mendatang. Keputusan penundaan sekolah tatap muka ini merupakan hasil rapat Gugus Tugas Covid 19 Bukittinggi, Jumat (14/08/2020).
Dalam rapat itu, sejalan dengan meningkatnya jumlah kasus baru Covid-19, Kota Bukittinggi disebut telah masuk zona merah. Namun, berdasarkan data yang dirilis Gugus Tugas Covid-19 Sumatra Barat (Sumbar), Kota Bukittinggi baru masuk zona kuning bersama 12 kabupaten/kota lain.
Penundaan pembelajaran tatap muka tersebut juga telah dituangkan dalam surat edaran oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bukittinggi. Dalam surat edaran itu disebutkan, sekolah tatap muka yang direncanakan pada Selasa pekan depan resmi ditunda.
"Untuk sekolah tatap muka disepakati ditunda sampai ada keputusan lanjutan. Ini artinya belajar dari rumah masih tetap dilanjutkan," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bukittinggi, Melfi Abra, Jumat (14/8/2020).
Sementara itu, dua orang warga Kota Sanjai ini kembali dinyatakan positif Covid-19, berdasarkan hasil pemeriksaan Laboratorium Balai Veteriner Baso, Agam yang keluar Jumat (14/08/2020).
Wali Kota Bukittinggi yang juga Ketua Gugus Tugas Covid-19 Bukittinggi, Ramlan Nurmatias menjelaskan, dua orang warga itu, diketahui sebagai warga Kelurahan Benteng Pasa Ateh. Keduanya memiliki hubungan keluarga dengan seorang dokter yang sebelumnya telah dinyatakan positif Covid-19.
Baca juga: Dua Dokter dan Ustaz Beserta Istri di Bukittinggi Positif Covid-19
“Siang ini bertambah lagi dua orang warga Bukittinggi positif Covid-19. Satu suami dari dokter yang sebelumnya telah dinyatakan positif Covid-19, satu lagi anak dari dokter tersebut,” ungkap Ramlan.
Tim Gugus Tugas Covid-19 Bukittinggi, sebut Ramlan, sedang melaksanakan rapat koordinasi untuk percepatan pencegahan dan antisipasi penyebaran Covid-19.
"Selain itu, juga tengah didata berapa jumlah pasti warga Bukittinggi yang positif Covid-19, karena banyak warga yang ber-KTP luar Bukittinggi, tapi bekerja di Bukittinggi dan terpapar Covid-19." [agg/pkt]