Progul Layanan Kesehatan Gratis Belum Matang, 170 Ribu Warga Pessel Belum Terlindungi

Progul Layanan Kesehatan Gratis Belum Matang, 170 Ribu Warga Pessel Belum Terlindungi

RSUD M. Zein Painan. [Foto: Ist.]

Painan, Padangkita.com - Layanan kesehatan gratis yang menjadi program unggulan (Progul) Bupati Pesisir Selatan (Pessel) Rusma Yul Anwar, masih terus dimatangkan.

Kepala Dinas Kesehatan Pessel, Syahrizal Antoni mengatakan, hingga kini pihaknya masih dalam tahap merencanakan pendataan sasaran penerima dan besaran biaya yang bakal digelontorkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

"Untuk tahun ini skemanya tetap seperti biasa, talangan dana di RSUD untuk pasien bermasalah. Kemudian juga di Puskesmas," ujar Syahrizal kepada Padangkita.com, Selasa (1/2/2022).

Dalam janji kampanyenya di Pilkada 2020 Bupati Rusma Yul menjanjikan tiga program unggulan. Salah satu di antaranya adalah layanan kesehatan gratis bagi seluruh masyarakat berjuluk 'Negeri Sejuta Pesona' itu.

Janji kampanye itu kemudian diakomodasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026 yang menargetkan tidak ada lagi masyarakat tidak terlayani jaminan kesehatan.

Saat ini, kata Syahrizal, masyarakat yang sudah memiliki jaminan kesehatan tercatat 64,29 persen dari total 514 ribu jiwa masyarakat Pessel. Artinya masih ada sekitar 170 ribu jiwa yang belum terlindungi jaminan kesehatan.

"Anggarannya memang besar. Untuk 30 ribu jiwa saja Rp12 miliar. Itu hanya layanan Kelas III. Kalau 170 ribu jiwa, diperkirakan dananya mencapai Rp60 miliar-Rp70 miliar," tuturnya.

Kendati demikian, pihaknya optimistis target tersebut bakal tercapai. Selain melalui subsidi APBD, Pemerintah Kabupaten juga terus gencar menyosialisasikan kesadaran untuk memiliki kartu jaminan kesehatan secara mandiri.

Kemudian sebagai antisipasi habisnya dana talangan pasien bermasalah di RSUD M. Zein dan Puskesmas, pemerintah kembali menambah pada perubahan anggaran tahun berjalan.

Sebelumnya, Direktur RSUD M. Zein, Harefa, menilai subsidi berobat bagi pasien bermasalah kurang cocok dijadikan skema pembiayaan program kesehatan gratis.

Ia khawatir bakal menjadi bumerang bagi keuangan daerah karena subsidi dana pasien bermasalah dipastikan makin besar seiring naiknya tren ongkos berobat dan jumlah pasien yang mengalami peningkatan tiap tahunnya.

"Karena orang makin lama makin sadar akan pentingnya kesehatan. Harga obat juga terus menanjak," ujarnya.

Dokter yang juga konsultan jantung itu mengatakan, dana pasien bermasalah adalah subsidi pemerintah kabupaten pada rumah sakit untuk masyarakat yang terkendala biaya berobat karena belum memiliki jaminan kesehatan, khususnya bagi keluarga kurang mampu.

Tahun ini dana pasien bermasalah di RSUD M. Zein yang dialokasikan dari APBD 2022 sebesar Rp5,1 miliar, naik dari tahun lalu yang Rp2,5 miliar. Dari jumlah itu Rp4,2 miliar subsidi pemerintah dan sisanya Rp990 juta dari dana pokok pikiran anggota DPRD.

Ia menilai jumlah yang dialokasikan itu tidak akan cukup untuk satu tahun, dengan rasio rata-rata ongkos berobat untuk pelayanan Kelas III di RSUD M. Zein saat ini berkisar antara Rp3 juta-Rp4 juta per pasien dan ada yang lebih.

"Sebagai contoh Desember 2021-Januari 2022 ini saja bisa mencapai Rp1,2 miliar. Kalau Rp5,1 juta bisa saja hanya sampai enam bulan pertama saja. Jadi, tidak efektif," tuturnya.

Menurut Harefa, skema pembiayaan program kesehatan gratis adalah pada iuran jaminan kesehatan yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah, bukan ongkos berobat apalagi trennya yang cenderung naik.

Di lain sisi tingkat kepatuhan masyarakat membayar iuran jaminan kesehatan menjadi rendah.

"Nah, ini tentu menjadi dilema bagi tercapainya target program kesehatan gratis yang telah dibuat," ulasnya.

Baca juga: Dubes Arab Saudi Terkesan Lihat Keindahan Kawasan Mandeh Pesisir Selatan

Menurut di lagi, Pemerintah Kabupaten tinggal memetakan berapa kebutuhan biaya iuran jaminan kesehatan masyarakat Pessel di luar pensiunan, ASN, TNI, Polri yang masuk dalam JKN, pegawai BUMN dan BUMD. [amn/pkt]

Baca Juga

Dugaan Penyimpangan Anggaran PSU DPD RI, Komisioner KPU Pessel Dilaporkan ke DKPP
Dugaan Penyimpangan Anggaran PSU DPD RI, Komisioner KPU Pessel Dilaporkan ke DKPP
Eti Warga Miskin Penerima Kartu BPJS Pasisia Rancak, 6 Bulan Sakit Mata tak Berani Berobat
Eti Warga Miskin Penerima Kartu BPJS Pasisia Rancak, 6 Bulan Sakit Mata tak Berani Berobat
TMMD di Pessel Resmi Dimulai, Bangun Jalan, Gorong-gorong dan Rumah Layak Huni
TMMD di Pessel Resmi Dimulai, Bangun Jalan, Gorong-gorong dan Rumah Layak Huni
Pessel Rentan Bencana Banjir dan Longsor, Kemensos Bantu Alat Berat Ekskavator
Pessel Rentan Bencana Banjir dan Longsor, Kemensos Bantu Alat Berat Ekskavator
Pemkab Pessel dan UNP akan Kerja Sama Beri Beasiswa untuk Siswa Berprestasi Olahraga
Pemkab Pessel dan UNP akan Kerja Sama Beri Beasiswa untuk Siswa Berprestasi Olahraga
Dugaan Pemotongan BOP TPS di Pessel Berbuntut Panjang, Komisioner KPU Dilaporkan ke Kejaksaan
Dugaan Pemotongan BOP TPS di Pessel Berbuntut Panjang, Komisioner KPU Dilaporkan ke Kejaksaan