Padang, Padangkita.com - Kementerian Agama (Kemenag) mencanangkan program Revitalisasi Kantor Urusan Agama (KUA) sejak tahun 2021. Program ini bertujuan untuk mewujudkan KUA sebagai pusat layanan keagamaan yang prima, kredibel, dan moderat guna meningkatkan kualitas umat beragama.
Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Sumatra Barat (Sumbar), Mahyudin, mengungkapkan bahwa program revitalisasi KUA memiliki empat tujuan strategis, yakni meningkatkan kualitas umat beragama melalui penguatan kompetensi, moderasi, dan jejaring lokal petugas KUA.
Selain itu juga memperkuat peran KUA dalam mengelola kehidupan keberagamaan, termasuk administrasi dan pengamanan aset wakaf.
"Memperkuat program dan layanan keagamaan, seperti layanan pernikahan, konsultasi, dan pembinaan syariah, serta meningkatkan kapasitas kelembagaan KUA sebagai pusat layanan keagamaan, dengan transformasi digital, penyempurnaan standar pelayanan publik, dan rehab fisik," jelasnya Rabu (27/12/2023).
Mahyudin menambahkan, revitalisasi KUA meliputi dua aspek, yaitu fisik dan non-fisik. Aspek fisik mencakup rehab gedung KUA, perubahan layout front office, layout balai nikah, dan ruang konsultasi.
Aspek non-fisik mencakup penyempurnaan standar pelayanan publik, transformasi digital, dan penguatan program capacity building terhadap petugas-petugas di KUA model, seperti penghulu dan penyuluh.
“Kita ingin merubah pelayanan di KUA agar lebih profesional, cepat, dan mudah, seperti pelayanan di bank konvensional. Kita juga ingin memanfaatkan teknologi digital untuk mengintegrasikan layanan KUA dengan layanan publik lainnya,” ujar Mahyudin.
Untuk mendukung program revitalisasi KUA, Ditjen Bimas Islam telah melakukan sejumlah bimbingan teknis (bimtek) bagi petugas KUA, seperti bimtek jejaring lokal, bimtek moderasi beragama berbasis keluarga, bimtek layanan prima, bimtek revitalisasi KUA melalui program dan layanan bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, bimtek administrasi dan pengamanan aset wakaf, dan bimtek standar penyuluh agama Islam dukungan revitalisasi KUA.
Mahyudin juga menekankan bahwa KUA harus memiliki image sebagai tempat pelayanan semua agama, bukan hanya satu agama saja. KUA harus menjadi etalase Kemenag di daerah yang menunjukkan keragaman, toleransi, dan harmoni antarumat beragama.
“KUA saat ini masih terkesan hanya milik umat Islam saja, padahal KUA itu adalah etalasenya Kementerian Agama di daerah. KUA harus bisa melayani semua agama, tidak hanya soal pernikahan saja, tapi juga pelayanan-pelayanan lain yang berkaitan dengan keagamaan,” tutur Mahyudin.
Selain itu, Mahyudin juga meminta semua pihak untuk dapat bekerjasama menyampaikan informasi jika ada KUA yang kedapatan melakukan pungutan liar (pungli).
Ia menegaskan bahwa pihaknya akan menindak tegas pelaku pungli dan meminta masyarakat untuk melaporkan hal-hal tersebut kepada Kemenag.
Baca Juga: Kakanwil Kemenag Sumbar Sidak KUA Padang Barat, Pastikan Tak Ada Pungli
“Kami tidak akan mentolerir adanya pungli di KUA. Kami juga meminta kepada semua pihak, kalau menemui hal-hal demikian silakan laporkan kepada kami. Kami akan mengusut dan memberikan sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku,” tegas Mahyudin. [*/hdp]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News
