Painan, Padangkita.com - Bupati dan Wakil Bupati Pesisir Selatan (Pessel), Rusma Yul Anwar-Rudi Hariyansyah, terus melaksanakan pembangunan sejak dilantik 26 Februari 2021 lalu.
Mereka punya visi daerah 2021-2024, yakni ‘Mewujudkan Pesisir Selatan Lebih Sejahtera, Maju dan Bermartabat, serta Didukung oleh Pemerintahan yang Akuntabel dan Profesional’.
Kebutuhan mendasar dalam mewujudkan visi daerah tidak saja dilakukan melalui peningkatan sarana dan prasarana fisik. Tapi juga melalui peningkatan sumber daya manusia (SDM), serta peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.
Dua hal itu dilakukan secara bersamaan agar kualitas SDM masyarakat Pessel secara umum benar-benar bisa tercapai sesuai visi-misi daerah, serta juga janji politik saat melakukan kampanye.
"Untuk tahap awal, kita telah menggratiskan biaya pendidikan untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Program pendidikan gratis untuk jenjang SD dan SMP itu diluncurkan pada tanggal 2 Mei 2021 lalu, dengan besar anggaran yang digelontorkan melalui APBD Rp2,7 miliar, dari total anggaran yang disediakan sebesar Rp5,4 miliar selama satu tahun" ungkap Bupati Rusma Yul Anwar, Selasa (7/12/2021).
Mantan kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pessel itu menjelaskan bahwa pendidikan gratis tersebut adalah realisasi dari visinya setelah terpilih menjadi Bupati Pessel, sebagaimana tertuang dalam visi-misi janji politiknya saat kampanye Pilkada 2020, lalu.
Rusma memang menargetkan angka rata-rata lama sekolah pada 2026 nanti masuk pada 5 besar dari 19 kabupaten/kota di Sumatra Barat (Sumbar).
"Program pendidikan gratis merupakan salah satu upaya untuk mencapainya, di samping untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) generasi penerus bangsa yang berakhlak dan beriman. Makanya ini menjadi prioritas utama bagi saya bersama pasangan setelah dilantik jadi bupati pada 26 Februari 2021 lalu," terangnya.
Menurutnya, pendidikan gratis di Pesisir Selatan disebut dengan tagline Pendidikan 'Tacelak', yaitunya Tangguh, Cerdas dan Berakhlak, yang dalam kamus Minang-Indonesia, Tacelak berarti terlihat jelas atau memiliki daya tarik.
Adapun makna Tangguh, lanjut bupati, bermakna sukar dikalahkan, andal dan berdaya saing. Tak hanya regional, tapi juga nasional dan internasional. Cerdas, dalam artian sempurna perkembangan akal budinya untuk berpikir.
Tajam pemikirannya untuk berpikir dan memiliki nilai-nilai kreativitas yang tinggi. Sedangkan Berakhlak bermakna memiliki budi pekerti yang luhur, dengan dasar keimanan.
"Saya berharap ini harus menjadi cita-cita dan semangat bersama. Karena mendapatkan jaminan pendidikan merupakan hak bagi semua warga yang semestinya harus diakomodir dari sejak lama," ucapnya.
Ia menjelaskan, untuk tingkat SMA/SMK akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. Sebab perkiraan dana yang dibutuhkan untuk menjangkau semua tingkatan, mulai dari SD hingga SMA/SMK mencapai Rp 16 miliar.
"Karena pandemi Covid-19, sehingga terjadi refocusing anggaran yang akhirnya juga berdampak terhadap perkiraan dana yang dibutuhkan itu. Agar tidak berbenturan dengan aturan, sehingga kita juga tengah menyiapkan regulasi hibah dana pada Pemerintah Provinsi. Sebab, kewenangan untuk SMA, SMK dan Madrasah, ada di Pemprov," jelasnya.
Wakil Bupati Rudi Hariyansyah menambahkan, bahwa subsidi biaya pendidikan untuk jenjang SD dan SMP di daerah itu sangat membantu masyarakat secara umum.
"Program pendidikan gratis melalui alokasi anggaran sebesar Rp5,4 miliar untuk 1 tahun yang sudah digunakan sebesar Rp2,7 miliar sejak Juni 2021 lalu itu adalah untuk menyubsidi kekurangan Dana Operasional Sekolah (BOS) yang berasal dari APBN. Ternyata ini sangat membantu, sebab sekarang tidak ditemui lagi anak usia 15 tahun yang putus sekolah di daerah ini," timpalnya.
Rudi menambahkan, selain pendidikan gratis, kualitas sumber daya para tenaga pendidik juga mendapat perhatian utama di daerah itu dalam menggenjot kualitas pendidikan anak agar memiliki daya saing.
"Upaya itu kita lakukan melalui pelatihan-pelatihan bagi tenaga pendidik melalui kerjasama berbagai lembaga serta juga perguruan tinggi," ujarnya.
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pesisir Selatan, Yusmardi, juga menjelaskan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat rata-rata lama sekolah di Pessel sejak 10 tahun terakhir terus tumbuh, dari 7,57 pada 2011, menjadi 8,2 pada 2020. Demikian juga dengan harapan lama sekolah yang tercatat 13,32.
Sedangkan pada 2026, lanjut Yusmardi, pemerintah kabupaten dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) mematok indeks rata-rata lama sekolah mencapai 14,00.
"Ini tentu tidak mudah. Butuh kerja keras. Untuk mencapai target itu, makanya sejak tahun ajaran baru 2021-2022, Pemkab Pessel telah menggratiskan biaya pendidikan, sehingga tidak ada lagi alasan putus sekolah karena ketiadaan biaya, karena sekolah tidak dibolehkan lagi memungut iuran dalam bentuk apapun juga," tegasnya.
Ia menambahkan, tahun 2021 ini Pemkab Pessel mengucurkan dana sebesar Rp2,7 miliar, dari total Rp5,4 miliar kebutuhan per tahun. Sedangkan jika ditambah dengan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat mencapai Rp16 miliar.
Baca juga: Kontribusi Perantau Pessel Bisa Capai Rp600 Miliar Per Tahun, Setara Belanja Langsung APBD
"Kita menargetkan SMA sederajat juga disubsidi nantinya. Agar tidak salah dan menyalahi aturan, sehingga Pemkab mencari skema subsidinya. Sebab untuk jenjang SMA dan sederajat sekarang adalah kewenangan provinsi," ujarnya. [*/pkt]